Judul Album : Laskar Pelangi
Penyanyi
: Nidji
Tahun
Terbit : 2008
Genre
: Pop
Lirik
lagu :
Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya
Laskar pelangi
Takkan terikat waktu
Bebaskan mimpimu di angkasa
Warnai bintang di jiwa
Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada yang kuasa
Cinta kita di dunia
Selamanya
Cinta kepada hidup
Memberikan senyuman abadi
Walau hidup kadang tak adil
Tapi cinta lengkapi kita
Laskar pelangi
Takkan terikat waktu
Jangan berhenti mewarnai
Jutaan mimpi di bumi
Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada yang kuasa
Cinta kita di dunia
Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersukurlah pada yang kuasa
Cinta kita di dunia
Selamanya
Selamanya
Laskar pelangi
Takkan terikat waktu
Lagu Laskar Pelangi merupakan salah satu original
soundtrack film berjudul sama “Laskar Pelangi” yang diangkat dari sebuah novel
best seller karya Andrea Hirata. Lagu ini diciptakan oleh Giring Nidji.
Secara struktural pemilihan kata/diksi pada lagu ini cukup tepat dan sesuai.
Ditambah dengan penggunaan sarana-sarana kepuitisan seperti citraan dan majas.
Dalam lagu ini pengarang menggunakan citraan gerak ”berlarilah tanpa lelah”,
”menarilah dan terus tertawa” membuat maknanya lebih ekspresif dan melalui
citraan tersebut pengarang ingin agar pendengar merasakan semangat/spirit lagu
ini. Lalu beberapa majas perbandingan juga digunakan pengarang, seperti: majas
metafora dalam kalimat mimpi adalah kunci untuk menaklukan dunia. Kata mimpi
disini diibaratkan sebuah benda yang bisa dijadikan kunci untuk membuka
sesuatu, dan ”sesuatu” di sini dapat diartikan harapan. Selain itu juga
terdapat majas personifikasi dalam kalimat ”laskar pelangi tak kan terikat
waktu”, ”warnai bintang di jiwa”. Kemudian majas hiperbola ditunjukkan melalui
kata menaklukan dunia (hanya dengan sebuah mimpip), juga dalam frasa bebaskan
mimpimu di angkasa. Lalu kalimat walau dunia tak seindah surga merupakan majas
perbandingan simile, dimana pengarang membandingkan keadaan dunia dengan
keadaan surga yang tidak ada yang pernah mengetahuinya.
Gaya bahasa pengarang lebih bersifat mengajak,
menasehati, dan mengintruksi. Misal penggunaan –lah dalam kata ”menarilah” dan
”bersyukurlah” yang jugs berarti mengingatkan kita. Sedangkan bahasa yang
digunakan cukup sederhana dengan penggunaan kata-kata konkret yang tidak
terlalu sulit dipahami maknanya sehingga cukup memudahkan pendengar menangkap
pesan dari lagu ini.
Dengan demikian dapat diungkapkan tema dari lagu
Laskar Pelangi ini adalah perjuangan hidup dan semangat untuk meraih mimpi dan
cita-cita. Melalui tema dan lirik yang mudah dimaknai amanat positif pun dapat
tersampaikan dan mudah ditangkap pendengar.
Penulis: Muh. Abyan Ridha Tahir
Editor: Chalissa