Identitas
Buku :
Judul Buku : Loneliness is My Best
Friend
(Kesepian, Kawan Karibku)
Pengarang : Alvi Syahrin
Penerbit : Alvi Ardhi Publishing
Tahun Terbit : Agustus 2022
Cetakan : Pertama
ISBN : 978-623-97002-2-5
Jumlah Halaman : 306 halaman
“Dan, disinilah kamu, menyentuh buku ini, sendiri saja, trying to feel something, trying to find a friend, dan kamu sudah ada di langkah yang tepat, karena buku ini, ada 45 bab yang membantumu berdamai dengan rasa sepi.”
Buku ‘Loneliness’ merupakan buku kedua dari self-healing (1) insecurity is my middle name, (2) loneliness is my best friend karya Alvi Syahrin. Lewat buku ini pembaca seolah memiliki teman baru yang menemaninya saat sendiri dan kesepian. Tapi pertemanan ini akan menjadi pertemanan yang unik, seperti kata penulis “one of the most unique friendships you’ll ever have”. Penulis menuliskan buku ini seakan sedang berkomunikasi dengan pembaca, jadi pembaca merasa sedang berbincang dengan penulis.
Buku “loneliness”
mengajarkan, bahwa kesepian itu hal wajar dan normal yang dialami manusia. “everyone feels lonely, you’re not alone.
Everyone feels lonely, kamu bukan korban it’s just a normal feeling” (halaman
95). Dan kesepian tidak hanya berlaku untuk orang-orang introvert saja. Pada
momen tertentu, orang ekstrovert juga mengalami kesepian. Dan positifnya, dengan
kesepian dan kesendirian manusia bisa lebih dekat dengan Allah yang menciptakan.
Dengan kesepian dan kesendirian manusia bisa recharge energy. Dengan kesepian
dan kesendirian, manusia bisa mengintropeksi diri, dan menjadi orang yang lebih
baik dari sebelumnya.
Buku “loneliness”
membuat pembaca sadar, bahwa “tidak ada
teman yang sempurna didunia yang tidak sempurna” (halaman 157). Teman itu
bukan psikolog yang selalu mengerti kondisi mental seseorang, berteman butuh
banyak pemakluman karena teman memiliki sifat yang berbeda-beda, memiliki cara
peduli yang berbeda-beda, jangan pernah samakan sifat teman dengan sifat diri
sendiri. Jangan membuat ekspektasi-ekspektasi apapun itu kepada teman, karena
hal itu akan melahirkan hubungan pertemanan yang toxic.
Buku ini mengajak
pembaca agar tetap menjadi orang yang bermanfaat untuk orang yang terkesan
memanfaatkan, karena “Allah tidak akan
pernah merugikan orang yang bermanfaat, tapi orang yang memanfaatkan orang lain
merekalah yang merugi” (halaman 123).
Pembaca menjadi seorang
yang selalu mengingat Allah dan selalu
bersyukur atas apa yang telah Allah takdirkan kepada hamba-Nya. Membuat pembaca
selalu berpositif thinking atas skenario-skenario Allah yang tidak bisa ditebak
jalan ceritanya. menjadikan Allah sebagai tempat cerita terbaik yang selalu ada
bersama hamba-Nya, bukan menjadikan manusia sebagai tempat cerita terbaik yang
bisa datang dan pergi kapan saja.
Buku “loneliness” juga
terdapat beberapa kekurangan. Yaitu, kata penyemangat dalam buku ini terkadang
membuat mental pembaca semakin depresi, atau biasa disebut dengan ‘Toxic
positivity’. Karena dalam buku ini penulis terus menerus mendorong pembaca yang
sedang mengalami masalah untuk melihat sisi baik dari kehidupan, tanpa memberi
kesempatan pembaca untuk meluapkan perasaannya.
Jadi bagi pembaca yang
mudah terdoktrin dengan kata-katas apapun, harus berhati-hati ketika membaca
buku ini, karena bisa saja membuat mentalnya menjadi semakin depresi, karena
buku ini mengandung kata penyemangat yang sifatnya ‘Toxic posvity’.
Buku ini juga tidak
disarankan untuk pembaca yang beragama non-Muslim, karena dalam buku ini
penulis banyak menerangkan ayat Al-Qur’an, dan solusi yang paling ditonjolkan
penulis untuk permasalahan dalam menghadapi kesepian dibuku ini adalah untuk
selalu mengingat Allah dan selalu meyakini bahwa kita sebenarnya tidak kesepian
dan tidak perlu merasa sepi,karena ada ‘Allah’
yang selalu menemani.
Diluar dari itu, buku ini sangat cocok dibaca bagi orang yang sedang merasa kesepian dan bingung harus berbuat apa untuk menghadapi rasa sepi. Karena setelah membaca buku ini pembaca jadi lebih bisa menerima dan menghargai kesendirian dan tidak selalu menyalahkan diri sendiri atas semua kesalahan-kesalahan yang dialami. Pembaca jadi bisa memaklumi adanya perbedaan sifat dalam pertemanan, menjadi seorang yang penyabar yang selalu berbuat baik kepada siapa saja.
Penulis: Aqilah Butsainah Alhaj
Editor: Anisa Maharani Risty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar