Studi Kolaborasi adalah kegiatan yang diadakan tiap semester di MAN Insan Cendekia Kota Kendari berupa meneliti suatu lingkungan dalam bidang sosial, ekonomi, maupun Budaya. Kegiatan Studi Kolaborasi ini baru saja dilakukan pada tanggal 24 sampai 27 Oktober di desa Lamoare, kec. Loea, Kab. Kolaka Timur.
Salah satu peserta Studi Kolaborasi ini adalah Mohammad Dzaky Raihan Ausaf atau kerap kali kita kenal dengan panggilan “King”. Dari ungkapan King, ia mengaku memiliki perasaan campur aduk saat diberi tahu bahwa akan dilakukan Studi Kolaborasi di sekolahnya. “Excited, tapi takut dengan wilayah baru yang belum pernah dikunjungi sebelumnya.” ucap King (Selasa, 11 November 2022).
Siswa berdarah Jawa ini mendapat tema “Keberagaman Budaya” yang dimana ia diharuskan untuk meneliti keberagaman tradisi kematian masyarakat di desa Lamoare sehingga King dan teman kelompoknya menyusung Judul “Komunikasi Antar Budaya pada Tradisi Kematian Masyarakat Desa Lamoare Kec. Loea Kab. Kolaka Timur” untuk hasil laporan penelitiannya. King mengisi laporan hasil penelitiannya dengan cara mewawancarai masyarakat desa Lamoare tentang tradisi kematian yang digunakan tiap-tiap suku yang mereka wawancarai disana (suku Bugis, Jawa, dan Bali).
Wawancara yang sangat berpengaruh pada King adalah saat ia mewawancarai seorang nenek yang bertransmigrasi dari Bali. King bercerita bahwa nenek itu kesepian karena ditinggal oleh anak-anaknya yang sudah berkeluarga. Hal itu membuat King sangat iba terhadap nenek tersebut.
Tanggapan King tentang Studi Kolaborasi kali ini adalah ia merasa senang karena bisa belajar sambil refreshing serta mengasah kemampuan diri khususnya dalam bidang sosial. King mengaku akan siap sedia dengan studi kolaborasi selanjutnya “saya menantikan studi kolaborasi selanjutnya, tentu saya akan lebih siap sedia dari studi kolaborasi sebelumnya.” Ujar King (Selasa, 11 Noveber 2022).
Penulis: Ilya Aisyah Hawariy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar