Judul buku : Perahu Kertas
Pengarang : "Dee" Dewi Lestari
Penerbit : Bentang Pustaka dan
Truedee Pustaka Sejati
Tahun Terbit : 2010
Cetakan : I, Agustus 2009
Editor : Hermawan Aksan
ISBN : 978-979-1227-78-0
Tebal Halaman: 444 hal; 20 cm
Ø
PENDAHULUAN
Novel
karya Dewi Lestari atau akrab disapa dengan Dee ini merupakan sebuah novel yang
sangat menarik. Novel ini adalah novel ke 6 yang ditulisnya. Sampul depannya
berwarna hijau dengan font judul yang berwarna kuning. Terdapat beberapa foto
figuran yang merupakan pemain dari film perahu kertas ini. Desain sampulnya
sangat unik, para figur tersebut berdiri di sebuah perahu kertas berwarna merah
dengan sebuah tiang ditengahnya. Dan di pucuk tiang terdapat sebuah gambar love
berwarna merah. Perahu tersebut dikelilingi dengan awan di bagian atas dan
bawahnya yang membuat novel ini menjadi sangat menarik.
Dewi
Lestari “Dee” lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari tahun 1976. Novel Perahu
Kertas sudah dibuat versi digital (WAP) pada April 2008, dan kini diterbitkan
atas kerja sama antara Truedee Books dan Bentang Pustaka. Naskah ini sudah
ditulis pada tahun 1996 tetapi terhenti. Kemudian ditulis ulang oleh Dee pada
akhir 2007 dan menjadi novel pertama Dee yang bergenre populer.
“Perahu Kertas” ini berisi kisah tentang persahabatan,cinta keluarga dan kekasih dengan bahasa yang ringan sekaligus padat, edukatif dan inspiratif. Penulis juga mempunyai pengetahuan yang luas.
Ø SINOPSIS
Penulis menceritakan tentang Kugy, seorang gadis
mungil dan berantakan yang gemas berkhayal dan menulis dongeng. Ia kerap kali
membuat surat untuk Dewa Neptunus dalam bentuk perahu kertas yang dihanyutkan
ke danau atau laut. Kecintaan Kugy terhadap dunia sastra membuatnya menempuh
pendidikan sastra di sebuah universitas di Kota Bandung. Dari benaknya muncul
untaian dongeng indah. Keenan belum pernah bertemu manusia seaneh itu.
Sementara itu, Keenan adalah seorang pria yang cerdas,
artistic yang gemar melukis dan penuh
kejutan . Setelah singgah di Amsterdam selama 6 tahun bersama sang nenek,
Keenan akhirnya kembali ke Indonesia dan mengenyam pendidikan di Kota Bandung.
Dari tangannya mewujudkan lukisan-lukisa magis. Kugy belum pernah bertemu
manusia seajaib itu.
Hingga akhirnya Keenan dan Kugy bertemu berkat Noni
dan Eko. Eko adalah sepupu Keenan, sedangkan Noni teman kecil Kugy. Keempat
remaja ini menjadi sahabat karib. Seiring waktu,
mereka berdua saling mengagumi dan tanpa disadari mereka saling jatuh cinta
dalam diam, namun keadaan yang membuat mereka tidak memiliki kesempatan untuk
mengungkapkannya. Akhirnya Kugy dan Keenan lebih memilih berkencan dengan orang.
Kugy berpacaran dengan Joshua, sedangkan Keenan dicomblangkan dengan Wanda.
Kehadiran Wanda justru membuat persahabatan mereka renggang.
Dalam semalam hubungan Keenan dan kekasihnya hancur,
hal yang sama juga terjadi pada impiannya. Akhirnya, ia memutuskan tinggal di
Ubud, Bali bersama sahabat ibunya yaitu Pak Wayan. Kehidupannya disana agaknya
menyembuhkan Keenan dan membuatnya melukis kembali. Kisah petualangan yang
ditulis Kugy menjadi bekal Keenan menghasilkan lukisan serial yang bagus. Sebaliknya
Kugy kesepian sejak kehilangan sahabat-sahabatnya di Bandung. Ia segera lulus
kuliah dan bekerja sebagai copywriter di
Jakarta. Berkat pemikirannya yang ajaib dan spontan, karirnya naik daun
dan menjadi orang penting di kantor yang merubah kehidupannnya menjadi lebih
baik.
Dikarenakan masalah kesehatan ayah Keenan yang
memburuk, ia kembali ke Jakarta dan empat sekawan pun kembali bertemu dalam
kondisi yang telah berbeda. Akhir dari kisah persahabatan dan percintaan mereka
penuh kejutan. Mereka pasrah kemana cinta akan mengalir seperti perahu kertas,
dimana dan bagaimana akan berlabuh. Akankah dongeng dan lukisan itu bersatu ?
Akankah hati dan impian mereka bertemu ?
Ø KELEBIHAN
Novel sangat menarik karena mengangkat tema persahabatan, cinta, dan
impian dengan konflik yang membuat pembaca terhanyut dalam cerita. Gaya bahasa
yang digunakan ringan, mudah dimengerti dan di susun menyesuaikan zaman serta cocok
untuk pembaca dari semua jenis usia. Karya tulis ini memuat kisah realistis
yang kerap dialami oleh kebanyakan remaja. Novel bersifat edukatif karena kita
bisa belajar banyak hal saat membacanya. Pembaca dapat mempelajari arti dari
motivasi hidup tentang perjuangan dan semangat dalam meraih cinta dan cita-cita
yang di inginkan. Cerita yang menyentuh dan menginspirasi. Mampu menyadarkan pembaca bahwa hidup adalah tidak hanya satu warna
saja. Alur cerita Perahu Kertas juga runtun atau berurutan, sehingga nyaman
untuk dibaca.
Ø KEKURANGAN
Kekurangan novel ini terletak pada pemaparan cerita yang terlalu rinci sehingga pembaca
cenderung malas untuk membacanya. Setting tempat yang dipakai terlalu banyak
(Belanda, Jakarta, Bandung, Kuta, Ubud) sehingga pembaca kebingungan dalam
memahaminya. Beberapa bagian ditemukan cerita yang terkesan monoton sehingga
membosankan untuk dibaca. Akhir dari cerita novel ini masih menggantung hingga
membuat pembaca penarasan bagaimana kelanjutan ceritanya.
Ø PENUTUP
Perahu Kertas ini memiliki 46 bab yang ceritanya saling berkaitan. Novel ini sangat menarik dan menginspirasi, mengangkat tema persahabatan dengan konflik-konflik yang membuat pembaca meresapi cerita. Gaya bahasa yang ringan dan dikemas sesuai zaman. Novel ini begitu edukatif dikarenakan kita bisa banyak belajar dari novel ini. Mulai dari bagaimana kita harus tetap semangat dalam berjuang meraih mimpi-mimpi kita. Novel ini cocok untuk pembaca dari semua jenis usia khususnya bagi kalangan remaja yang sedang menggapai mimpi dan cita-citanya. Jadi, untuk seseorang yang sedang putus asa dan kehilangan semangatnya, novel ini layak dikonsumsi untuk membangkitkan semangat dan menambah inspirasi. Dibumbui kisah cinta yang begitu membuat emosi melonjak-lonjak, novel Perahu Kertas sangat membantu kita untuk belajar lebih lanjut apa arti dari cinta itu sendiri. Seperti perahu kertas yang dihanyutkan di parit, di empang, di kali, di sungai, tapi selalu bermuara di tempat yang sama. Meski pahit, sakit, dan meragu, tapi hati sesungguhnya selalu tahu.
Penulis: Nuraeni
Editor: Anisa Maharani Risty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar