Senin, 28 November 2022

Sampah sebagai Alternatif Alat Pembayaran Layanan Kesehatan

         



      Sampah selalu saja menjadi topik menarik untuk dibahas. Topik yang akan selalu dikaitkan ketika menyinggung masalah lingkungan. Mungkin ketika mendengarkan seruan untuk membuang sampah pada tempatnya, masyarakat seakan acuh tak acuh atau tak peduli karena saking bosannya mendengar topik sampah tersebut. Atau mungkin saja acuh tak acuh karena sudah dianggap hal yang biasa.

        Setiap mata memandang selalu saja ada karya visual buatan manusia yang tak enak dipandang. Dimana-mana selalu ada sampah. Bak oksigen diudara, sampah dipermukaan. Tak terhingga dan tak terlihat dimata masyarakat. Padahal sudah banyak gerakan-gerakan yang berbau lingkungan, ajakan untuk membuang sampah pada tempatnya serta mengolahnya. Tapi masyarakat tak mengindahkan ajakan-ajakan tersebut. Dan sampah akan tetap menjadi masalah yang menghantui lingkungan Indonesia.

       Tak hanya sampah yang menjadi permasalahan Indonesia, layanan kesehatan pun menjadi permasalahan yang menghantui. Pemerintah menunjukan solusi kepada masyarakat dengan menghadirkan berbagai macam jaminan Kesehatan untuk menunjang layanan Kesehatan. Tetapi pertanyaannya, apakah jaminan tersebut dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan layanan Kesehatan yang bermutu? Apakah jaminan tersebut dapat membantu masyarakat terpencil dengan ekonomi rendah? Bagaiamana dengan layanan Kesehatan di daerah terpencil yang tidak mengaplikasikan jaminan tersebut ?

       Sudah banyak kasus yang membeberkan tidak efektifnya jaminan Kesehatan dari pemerintah. Seakan-akan jaminan kesehatan tersebut hanya janji palsu belaka yang digunakan untuk menenangkan masyarakat. Banyaknya kasus penyalahgunaan dan ketidakadilan yang dilakukan petugas terhadap masyarakat yang menggunakan jaminan kesehatan menjadi bukti kuat bahwa layanan Kesehatan di Indonesia menjadi hal yang sulit didapatkan masyarakat daerah terpecil dengan ekonomi rendah.

         Bayangkan jika kasus-kasus tersebut saja terjadi di kota-kota besar, bagaiamana dengan daerah-daerah terpencil di Indonesia? Dari data yang dipaparkan, layanan dan petugas kesehatan di daerah terpencil masih dalam jumlah yang minim. Ditambah lagi dengan pendapatan masyarakat daerah terpencil yang tak bisa mendapatkan layanan kesehatan dengan mudah.

           Dua masalah tersebut jika dikolerasikan akan dapat diselesaikan. Tidak ada salahnya untuk berinovasi demi dapat menyelesaikan masalah. Sampah yang dikenal sebagai barang yang tak berharga akan dijadikan sebagai alternatif alat pembayaran untuk mendapatkan layanan Kesehatan. Dengan begitu yang awalnya sampah tidak dipedulikan dan dibuang  sembarang akan dicari-cari oleh masyarakat sehingga kuantitas sampah di lingkungan akan berkurang.

         Terdengar tak menguntungkan pasti. Tapi inovasi ini telah dilakukan oleh salah satu dokter di Indonesia demi pemerataan penerimaan layanan Kesehatan bagi masyarakat daerah terpencil lantaran susahnya akses terhadap layanan Kesehatan di daerah terpencil dan sampah juga menjadi masalah didaerah tersebut. Inovasi tersebut harusnya menjadi suatu pembelajaran untuk dokter-dokter lain serta pemerintah setempat.

        Mula-mulanya pembayaran menggunakan sampah akan dikategorikan berdasarkan jenis sampah dan layanan Kesehatan yang ingin didapatkan masyarakat. Masyarakat yang akan menggunakan layanan Kesehatan akan mengumpulkan sampah berdasarkan jenis sesuai dengan harga yang ditawarkan lalu membawanya ke klinik sampah. Setelah ditimbang dan diukur, masyarakat tersebut akan mendapatkan layanan Kesehatan yang ia mau.

      Tak ada salahnya kita berasumsi bahwa inovasi ini tidak menguntungkan atau menyulitkan masyarakat untuk berobat. Yang perlu dijelaskan bahwa sampah-sampah tersebut akan dijual ataupun diolah menjadi barang berharga yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Dan inovasi ini tidak akan menyulitkan masyarakat untuk berobat, jika masyarakat merasa sangat butuh terhadap layanan Kesehatan dalam waktu yang dekat, maka masyarakat hanya perlu mengkonfirmasi bahwa ia akan membayar setelah selesai berobat.

          Seharusnya pemerintah melakukan inovasi-inovasi mulai hal terkecil seperti halnya memperhatikan keadaan lingkungan dengan banyaknya sampah serta membuka mata dan hati terhadap permasalahan tidak meratanya penerimaan layanan Kesehatan terhadap masyarakat daerah terpencil supaya hak-hak masyarakat akan bidang Kesehatan bisa terpenuhi.

       Adapun jika sampah sudah tidak menjadi masalah utama di lingkungan daerah terpencil, pemerintah bisa mengganti alternatif pembayaran layanan Kesehatan dengan potensi yang ada di daerah tersebut agar lebih mempermudah masyarakat mendapatkan layanan Kesehatan. Indonesia bersih tanpa sampah!


Penulis & Editor : Faza Nur Aulia Suraya 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resensi Lagu Pluto Projector By Rex Orange County

  Artis: Rex Orange County Dirilis: 2019 Album: Pony Genre: Alternatif/Indie Rsensi Lagu: Lagu ‘Pluto Projector’ milik Rex Orange ...