Selasa, 22 November 2022

SEMUA ORANG PUNYA CERITA, BEGITU PUN DENGAN NEW YORK. Resensi Novel: The Architecture of Love



Identitas Buku

Judul buku : The Architecture of Love

Pengarang : Ika Natassa

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2016

Tebal Halaman : 340 halaman, 20 cm

Urutan Cetakan : Cetakan ketiga

ISBN : 978-602-03-2926-0

Pendahuluan

The Architecture of Love merupakan buku karya Ika Natassa. Ika Natassa adalah seorang penulis terkenal Indonesia yang karya-karyanya telah menjadi buku best seller seperti A Very Yuppy Wedding, Divortiare, Twivortiare, Antologi Rasa, dan Critical Eleven. Bahkan beberapa karyanya telah diangkat ke layar lebar. Novel The Architecture of Love mengisahkan kisah kehidupan sederhana seorang penulis terkenal yang bernama Raia Risjad, merupakan penulis muda dimana Raia kehilangan “muse” yang merupakan sumber inspirasinya setelah memutuskan untuk bercerai dengan suaminya yang bernama Alam.

Raia Risjad memilih kota New York sebagai kota pelariannya karena dirinya mengalami “writing block” yang membuat yakin untuk pindah ke kota New York untuk melupakan kenangan masa lalunya dengan mantan suaminya Alam dan memulai mencari inspirasi baru di kota New York.

Sinopsis Buku

New York mungkin berada di urutan teratas daftar kota yang paling banyak dijadikan setting cerita atau film. Di beberapa film Hollywood, mulai dari Nora Ephron You’ve Got Mail hingga Martin Scorsese’s Taxi Driver, New York bahkan bukan sekadar setting namun tampil sebagai “karakter” yang menghidupkan cerita. Ke kota itulah Raia, seorang penulis, mengejar inspirasi setelah sekian lama tidak mampu menggoreskan satu kalimat pun. Raia menjadikan setiap sudut New York “kantor”-nya.

Menyusui setiap sudut kota New York setiap hari selama dua bulan bukanlah hal yang gampang. Mencari banyak inspirasi pada setiap bingkai bangunan dan jalanan membuat Raia agak sedikit putus asa. Namun takdir menyatukan Raia dengan seorang arsitek yang selalu menggambar dan menceritakan kisah dari setiap sudut kota New York membuat Raia berterima kasih kepada semesta karna telah menyatukan mereka.

New York mungkin bukan kota yang sering dijadikan sebagai kota cinta. Tapi bagi Raia dan River, di kota itulah kisah Asmara cerita cinta mereka ditulis. Banyak hal yang dilalui oleh mereka berdua, dua orang yang saling berjuang, dengan berbagai hal yang selalu menerjang, hingga takdir menyatukan.

Keunggulan

- Cara penulis Ika Natassa menggambarkan kota New York dalam buku ini terasa nyata bahkan dengan detail-detail kecil sekalipun.

 - Gaya penulisan dari Karen terbilang unik khas dari kisah misteri yang terbilang keren dan hal tersebut menjadi salah satu point plus dan juga daya tarik.

Kekurangan

 - Memiliki sudut pandang yang berganti dari sudut pandang orang ketiga menjadi sudut pandang orang pertama sehingga membuat buku ini tidak konsisten dan terlalu tiba-tiba

- Tokohnya seorang janda dan duda.

Penutup

Novel The Architecture of Love seru buat dibaca. Tapi sangat tidak cocok bagi pembaca yang emosian tentang cinta. Karena para tokoh tsb saling mencintai tapi tidak tau cara mengungkapkannya sehingga setiap hari, detik dan menit mereka hanya memendam rasa saja alias kena Friendzone. Si lelaki pun hanya ngangong ngangong alias gak lakik soalnya kerjaannya cmn diem aja, trs ngegambar, trs ninggalin Raia. Dan si perempuan pun tidak tau apa yang dia mau lakukan sehingga kerjaannya hanya glipse of us alias gamonin River dan mengadu sama mamaw dan papaw nya. Walaupun awalnya Friendzone, akhirannya onezone alias mereka Bersatu kok, a good Happy Ending.


Peresensi: Salsabila Abdanah Arrona


Editor: Anggun Sasmi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resensi Lagu Pluto Projector By Rex Orange County

  Artis: Rex Orange County Dirilis: 2019 Album: Pony Genre: Alternatif/Indie Rsensi Lagu: Lagu ‘Pluto Projector’ milik Rex Orange ...