Rafa Imaduddin Fadholi, siswa kelas XI IPA 1, MAN Insan Cendekia Kota Kendari ini kerap diberi julukan “Tukang Tidur” oleh teman-teman sekelasnya. Tanpa disangka-sangka, si “Tukang Tidur” ini berhasil membawa nama MAN Insan Cendekia Kota Kendari dalam mewakili Olimpiade Bahasa Arab tingkat Nasional Se-Indonesia.
Semua ini berawal ketika jam belajar mengajar berlangsung, Bapak Agustan selaku guru Bahasa Arab MAN IC, datang ke kelas XI IPA 1 dalam rangka menawarkan siswa-siswi yang berminat mengikuti seleksi Olimpiade Bahasa Arab antar kelas, untuk mewakili sekolah di tingkat kota.
Rafa yang dikenal pintar dalam bidang studi tersebut, kala itu tak berminat untuk mengajukan diri. Namun, Pak Agustan yang sudah mengetahui kemampuan Rafa langsung saja menunjuknya agar ikut seleksi Olimpiade Bahasa Arab.
Seperti yang sudah di harapkan, Rafa lolos seleksi sekolah, dan pergi mewakili Man Insan Cendekia dalam Olimpiade Bahasa Arab pada hari Sabtu pada bulan Juli, dengan berbasis online di Laboratorium Terpadu Man Insan Cendekia Kota Kendari.
Walau hanya diberi kesempatan karantina selama 1 minggu saja, “Alhamdulillah, saya diberi rezeki sama Allah”, kata Rafa. Si “Tukang Tidur” ini berhasil meraih juara 2 dalam Olimpiade Bahasa Arab tingkat Kota Kendari.
Dengan masa karantina yang sama ―yakni seminggu, Rafa lagi-lagi diberi rezeki oleh Allah. Ia berhasil meraih juara 3 Olimpiade Bahasa Arab tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara yang lagi-lagi berbasis online di Pesantren Ummusabri pada bulan September.
Setelah lolos Olimpiade Bahasa Arab, Rafa mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba yang akan dilaksanakan secara offline di PPPPTK Bahasa di Jakarta Selatan. Namun ia hanya diberi kesempatan untuk karantina selama 4 hari saja.
“Tanggal 4 – 6 November saya wakili Sulawesi Tenggara untuk lomba di Jaksel,” tutur Rafa. “Dan waktu lomba disana saya belum dikasih rezeki sama Tuhan, tapi tidak apa-apa, yang penting saya dapat pengalaman dan hikmahnya.” lanjutnya.
Selama mengikuti lomba, Rafa memotivasi dirinya dengan janji dari Tantenya yang mengatakan akan memberikannya Iphone jika mendapatkan medali emas ataupun perak. Selain itu, ia juga ingin melihat dunia luar.
Walau gagal, Rafa mengaku sangat senang karena bisa mendapatkan banyak pengalaman, dan bertemu banyak sekali teman baru disana. Terlebih lagi, ia mendapatkan teman sesama Insan Cendekia dari berbagai provinsi.
Rafa mengaku bisa berbahasa Arab dikarenakan keahlian yang ia punya memang berada pada bidang Billingual. Juga, “ini hidayah Tuhan,” kata Rafa.
Pesan Rafa untuk para pembaca, “Hidup itu tidak memerlukan motivasi, sebenarnya. Karena motivasi akan datang dengan sendirinya, dan itu muncul dari diri kita sendiri.”
Penulis: Nadiyah Azizah Ramadhani
Editor: Anggun Sasmi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar