Minggu, 13 November 2022

Yang Pergi Biarlah Pergi, Yang Ada Semestinya Dijaga, Resensi Novel Tulisan Sastra

 

Judul : “Yang Pergi Biarlah Pergi, Yang Ada Semestinya Dijaga”

 


Identitas

Judul                 : Tulisan Sastra

Pengarang         : Tenderlova

Penerbit             : Lov Rinz

Tahun terbit      : 2020

Tebal halaman  : 345

Urutan cetakan  : I, Juli 2020

ISBN                 : 978-623-289-095-4

 

Pendahuluan  

Novel dengan judul “Tulisan Sastra” ini merupakan salah satu novel karangan dari Tenderlova, novel ini bercerita tentang Sastra anak tengah dari keluarga Suyadi yang memiliki sikap humoris dan mahir bermain gitar, tetapi impannya yaitu menjadi seorang pianis, Sastra mencintai tiga hal dalam hidupnya yaitu keluarga, musik, dan Sahara.

Sinopsis         

Bagi Sastra rumah keluarga Suyadi adalah segalanya, rumah yang ditopang oleh tiang-tiang kokoh yaitu orang-orang yang berada di dalamnya, dari rumahlah dia belajar menjadi pecandu cinta yang bijaksana.

Selain keluarga, Sastra juga mencintai musik dan Sahara, impian terbesarnya yaitu ingin melakukan pertunjukan sebagai seorang pianis yang disaksikan oleh keluarganya dan juga Sahara.

Sastra memiliki kehidupan yang begitu romantis tetapi juga tragis. Pasalnya, Sahara gadis yang berstatus sebagai kekasihnya hanya menjadikannya sebagai tempat pelarian semata, berbeda dengan Sastra yang menganggap Sahara adalah sosok spesial dan selalu menjadi sumber penyemangatnya. Namun, seiring berjalannya waktu, Sahara perlahan-lahan mulai dapat menerima dan mencintai Sastra.

Tetapi tidak lama setelah Sahara menyadari perasaannya, Sastra justru pergi ketempat yang hanya bisa dijangkau oleh takdir, kepergian yang memberikan beribu-ribu luka bagi Sahara dan keluarga Suyadi, kepergian Sastra datang bagai karma untuk Sahara karena telah menyia-nyiakannya.

Namun seperti yang dikatakan Sastra “Yang pergi biarlah pergi, yang tinggal sudah seharusnya dijaga. Kalau nggak ada yang abadi dalam bahagia, berarti nggak ada yang abadi juga dalam sedih.” Walau butuh waktu yang begitu lama, keluarga Suyadi dan juga Sahara mencoba memulai hidup baru tanpa kehadiran sosok Sastra di dalamnya.

Keunggulan   

Sampul dari novel ini sangat mencerminkan isinya, penggunaan bahasa yang tidak terlalu baku dan dialognya yang menggunakan bahasa remaja zaman sekarang membuat pembacanya tidak bosan, pesan yang disampaikan penulis juga tersampaikan dengan baik ditambah dengan pesan-pesan moral yang mendominasi.

Kekurangan 

Karena menggunakan bahasa remaja zaman sekarang, jadi ada beberapa kata kasar yang mungkin bisa membuat sebagian orang tidak nyaman saat membacanya, banyak penggunaan bahasa daerah yang mungkin tidak dapat dimengerti pembacanya, dan banyak kesalahan penulisan kata yang mengganggu pembaca.

Penutup        

Novel ini sangat direkomendasikan untuk remaja yang menyukai alur cerita yang memiliki banyak konflik karena dalam novelnya terdapat banyak sekali konflik yang dihadapi oleh Sastra, tetapi novel ini tidak disarankan bagi pembaca yang tidak menyukai sad ending.

 

Penulis: Amaliah Ramadhani Gaffar

Editor: Muh. Nuruddin Y. A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resensi Lagu Pluto Projector By Rex Orange County

  Artis: Rex Orange County Dirilis: 2019 Album: Pony Genre: Alternatif/Indie Rsensi Lagu: Lagu ‘Pluto Projector’ milik Rex Orange ...