Minggu, 04 Desember 2022

Gravity Storage: Penyimpanan Energi Bberskala Besar Penunjang Akselerasi Penggunaan Kendaraan Lis

 

I.        PENDAHULUAN

Pencemaran udara terjadi karena masuknya zat baru atau berbeda yang dapat menggangu lingkungan sekitar. Berdasarkan Undang-Undang Pokok Pengolahan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982, pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya (Abidin, dkk., 2019). Data Kementerian ESDM mencatat, bahwa pada tahun 2016 sektor transportasi di Indonesia yang menjadi penyebab pencemaran udara mencapai 1,28 juta ton CO2 dengan rata-rata peningkatan 6,7% per tahun (Wijaya, dkk., 2021), yang bila dibandingkan dengan jumlah kendaraan BBM pada tahun 2018 hanya mencapai 146 juta.

Peningkatan jumlah unit kendaraan tiap tahunnya di Indonesia mengakibatkan peningkatan produksi emisi. Pada tahun 2050, diperkirakan jumlah emisi yang diproduksi oleh kendaraan BBM meningkat dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya apabila tidak dilakukan tindakan mulai dari sekarang (Yong, dkk., 2015). Dengan peningkatan penghasilan emisi kendaraan BBM maka pemerintah menawarkan solusi berupa pengalihan kendaraan BBM menjadi kendaraan listrik dengan tujuan menuju Indonesia bebas emisi pada kendaraan BBM, dibuktikan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai atau Battery Electric Vehicle (Dani, 2020).

Kendaraan listrik merupakan inovasi terbaru yang dipercaya dapat mengurangi tingkat produksi emisi pada kendaraan BBM dengan tiga komponen ramah lingkungan, yaitu baterai, motor eletrik, dan charger. Menurut data Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pada tahun 2050 Indonesia wajib mencapai sebanyak 2.200 unit kendaraan listrik roda empat dan 2,1 juta unit kendaraan listrik roda dua (Nur dan Kurniawan, 2021). Pertanyaannya, apakah hanya dengan mengatasi pengurangan emisi pada kendaraan BBM dapat benar-benar membuat Indonesia menjadi lebih hijau? Perlu diingat bahwa gas buang atau emisi dapat disebabkan oleh 3 hal, yaitu transportasi, pembangkit listrik, dan industri pabrik. Menurut (Fakhrizal, 2022), seiring dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan penduduk, maka penggunaan energi listrik akan lebih besar dan manusia lebih bergantung pada energi listrik. Hingga saat ini penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi kontributor pembangkitan terbesar di Indonesia dengan kapasitas pemasangan mencapai 32,920 MW di tahun 2020 (Badan


Pusat Statistik, 2021). Sedangkan emisi yang dihasilkan oleh PLTU sebesar 122,5 juta ton CO2 atau 70% dari seluruh emisi pembangkit listrik (Arinaldo, dkk., 2019).

Terdapat banyak jenis pembangkit listrik yang dapat menjadi alternatif lainnya selain PLTU dengan emisi terbesar, diantaranya seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG), Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), serta Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan, dapat mengurangi biaya penggunaan listrik harian, serta dapat memonitoring penggunaan listrik melalui aplikasi. Menurut data dari (Setiawan, 2022), kapasitas pemasangan PLTS saat ini di Indonesia mencapai 62 MW dengan emisi yang dihasilkan oleh mencapai 20,32% (Sulistiawati dan Yuwono, 2019).

Indonesia yang mengalami peningkatan penggunaan energi listrik di masa depan membutuhkan penyimpanan energi berskala besar untuk mengurangi kemungkinan terjadinya oversupply, yaitu dengan menggunakan penyimpanan energi listrik berskala besar berupa menara di ruang lapang yang dapat mengubah energi potensial gravitasi menjadi energi listrik, merupakan konsep dari Gravity Storage.

 

II.     PEMBAHASAN

Pengalihan kendaraan BBM menjadi kendaraan listrik akan mengakibatkan penggunaan energi listrik lebih besar (oversupply). Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang saat ini mendominasi di Indonesia juga menyebabkan produksi emisi meningkat. Atas permasalahan tersebut, diperlukan peralihan PLTU menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik dengan energi surya dapat dilakukan secara langsung menggunakan fotovoltaik atau secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya. Dalam kajian ini, penulis menggunakan PLTS yang memakai fotovoltaik (Wikipedia, 2017).

Selain itu, penerapan penyimpanan energi listrik berskala besar akan sangat dibutuhkan untuk kedepannya. Penyimpanan energi listrik berskala besar diantaranya yaitu Lithium Ion, Flow, Hydrogen, Pumped Storage Hydro, dan Gravity Storage. Diantara penyimpanan energi tersebut, Gravity Storage menjadi teknologi penyimpanan energi berskala besar yang paling tahan lama, paling ekonomis, dan memiliki efisiensi siklus yang tinggi (80% - 90%) jika dibandingkan dengan penyimpanan energi skala besar lainnya (40% - 80%). Gravity Storage merupakan konsep penyimpanan energi dengan cara mengubah energi potensial gravitasi menjadi energi listrik. Gravity Storage juga menggunakan sumber daya alami sehingga tidak menghasilkan polusi udara dan tidak memiliki risiko kebakaran yang disebabkan oleh zat kimia. Selain itu, penyimpanan energi ini memiliki kemampuan beradaptasi geografis yang baik, memungkinkan pengoperasian yang andal di lingkungan panas maupun lembab (Tong, dkk., 2022). Sehingga Gravity Storage merupakan tempat penyimpanan energi skala besar yang paling tepat untuk digunakan.


Gravity Storage telah diterapkan di beberapa negara; Swiss memulai proyek Gravity Storage sejak tahun 2018 dan pada Juli 2020 baru saja menyelesaikan pembangunannya. Kini Swiss sedang dalam tahap pengujian akhir dan uji coba perangkat lunak (Vault, 2021). Sedangkan di China menerapkan Gravity Storage dengan menggunakan balok seberat 30 ton pada menara derek 6 lengan (Bellini, 2022).

Untuk menghasilkan energi listrik dari Gravity Storage, diperlukan energi potensial gravitasi untuk memindahkan massa ke arah yang berlawanan dengan gravitasi bumi. Dinyatakan dengan persamaan:

ΔE = m x g (h1-h2)

Keterangan:

E = jumlah total energi yang dihasilkan ( N) m = massa benda (kg)

g = percepatan benda akibat gravitasi (m/s2) h1 = ketinggian awal benda (m)

h2 = ketinggian akhir benda (m)

Perubahan energi secara langsung berhubungan dengan massa yang berpindah secara vertikal; semakin tinggi massa yang diangkat, semakin banyak energi potensial gravitasi yang tersimpan. Perubahan energi juga berhubungan langsung dengan massa suatu benda; semakin berat massanya, semakin besar perubahan energinya (Wikipedia, 2022).

Gravity Storage bekerja dalam bentuk menara, terdiri dari massa berat, roda gigi, tali kawat, generator, inverter, dan sistem pembangkit listrik yang dalam hal ini menggunakan tenaga surya. Gambar 1 menunjukkan rancangan sistem Gravity Storage. Pada saat cuaca cerah, panel surya menerima radiasi matahari sehingga elektron bergerak dan menghasilkan arus listrik pada sel panel. Arus listrik menghasilkan daya pada terminal sel surya. Inverter mengubah arus searah menjadi arus bolak-balik untuk digunakan dalam jaringan. Energi listrik dari proses ini kemudian digunakan dalam mesin listrik, mengubah energi listrik menjadi energi mekanik yang bekerja pada pengangkatan massa berat melalui pusat kendali sistem katrol. Ketika massa berat naik, energi potensialnya meningkat dan saat mencapai bagian atas, energi tersebut kemudian disimpan sebagai energi potensial gravitasi (Ruoso, dkk., 2019).

Gambar 1. Menara Gravity Storage (Irving, 2020)

 

Ketika permintaan energi meningkat dalam periode tanpa matahari, seperti malam, maka akan terjadi pelepasan energi. Massa dilepaskan turun


dan generator merubah energi potensial gravitasi menjadi energi listrik. Energi yang dihasilkan dari Gravity Storage adalah bentuk energi terbarukan (Wikipedia, 2022).

Energi listrik yang dihasilkan akan dialirkan melalui tiang listrik ke rumah penduduk, sehingga mereka bisa mengisi ulang kendaraan listrik ataupun untuk kebutuhan listrik lainnya menggunakan listrik dari Gravity Storage. Gambar 2. menunjukkan alur proses Gravity Storage.







Gambar 2. Skema Gravity Storage

 

Gravity Storage akan menyediakan pengalihan sumber daya menjadi energi listrik yang luar biasa. Tetapi akan dibutuhkan banyak menara Gravity Storage yang menyebabkan dibutuhkannya pula lahan yang luas. Gambar 3 menunjukkan lahan menara Gravity Storage. Selain itu penggunaan tiang listrik yang banyak juga akan mengeluarkan banyak biaya, dan untuk benar-benar merealisasikan ide ini, butuh usaha yang serius dari pemerintah.

Gambar 3. Lahan Gravity Storage (Lane, 2022)

 

Solusi atas masalah yang akan terjadi jika dilakukan pengalihan kendaraan BBM menjadi kendaraan listrik yaitu dengan menggunakan Gravity Storage. Jika penggunaan kendaraan BBM diganti menjadi kendaraan listrik, akan timbul penggunaan listrik yang lebih banyak dan akan terjadi emisi karbon. Dengan Gravity Storage, hal tersebut bisa dihindari. Gravity Storage yaitu konsep penyimpanan energi berskala besar dan tahan lama dari sumber daya, sehingga tidak akan menyebabkan emisi karbon ataupun risiko berbahaya lainnya seperti kebakaran yang disebabkan


oleh zat kimia. Karena itu penulis memilih Gravity Storage sebagai solusi atas permasalahan yang akan terjadi.

 

III.     KESIMPULAN DAN SARAN

Kendaraan listrik tidak ramah lingkungan. Fakta bahwa setiap proses pemenuhan sumber daya kendaraan listrik di Indonesia masih mengandalkan pembangkit listrik dengan produksi emisi yang mencapai 122.5 juta ton CO2. Ditambah lagi pengalihan kendaraan BBM menjadi kendaraan listrik akan mengakibatkan penggunaan energi listrik lebih besar (oversupply). Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang saat ini mendominasi di Indonesia juga menyebabkan produksi emisi meningkat. Dari permasalahan tersebut, disimpulkan bahwa PLTU perlu dialihkan ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Selain itu akan dibutuhkan juga penerapan penyimpanan energi listrik jangka panjang dan berskala besar untuk kedepannya. Atas permasalahan tersebut, Gravity Storage menjadi solusi dari pencegahan terjadinya oversupply di masa depan. Dibandingkan dengan penyimpanan energi lainnya, diketahui bahwa Gravity Storage lebih ramah lingkungan. Terlebih bila divariasikan dengan PLTS yang nol emisi.

Ide solusi atas permasalahan dalam kajian ini perlu dilakukan riset lebih lanjut. Penulis berharap adanya bantuan dari peneliti untuk dilakukannya riset atas ide ini. Penulis juga mengharapkan peran yang sangat besar dari pemerintah, Perusahaan Listrik Negara (PLN), serta inventor Indonesia atas ide ini.


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Jainal., Hasibuan, Ferawati Artauli., 2019 . Pengaruh Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan Untuk Menambah Pemahaman Masyarakat Awam Tentang Bahaya Dari Polusi Udara. Prosiding Seminar Nasional Fisika Universitas Riau IV.

Arinaldo, Deon., Mursanti, Erina., Tumiwa, Fabby., 2019. Implikasi Paris Agreement terhadap Masa Depan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara di Indonesia. Institute for Essential Services Reform (IESR), 1-12.

Badan Pusat Statistik, 2021. Kapasitas Terpasang PLN menurut Jenis Pembangkit Listrik (MW), 2018-2020. Badan Pusat Statistik. Diakses pada November 17, 2022,            dari https://www.bps.go.id/indicator/7/321/1/kapasitas-terpasang-pln- menurut-jenis-pembangkit-listrik.html

Bellini, Emiliano., 2022. Energy Vault to Deploy 2 GWh of Gravity Storage in China. pv magazine. Diakses pada 17 November 2022, dari https://www.pv- magazine.com/2022/09/16/energy-vault-to-deploy-2-gwh-of-gravity-storage-in- china/

Dani, A. W., 2020 . Kajian Tentang Uji Jalan Kendaraan Listrik Dengan Studi Kasus Perjalanan Bandung Jakarta. Jurnal Teknologi Elektro, Vol. 11(No. 2), hal. 64-71.

Energy Vault., 2021. EV1 Commercial Demonstration Unit. Energy Vault. Diakses pada 17 November 2022, dari https://www.energyvault.com/cdu

Fakhrizal, Muhammad Miftah., 2022. Euforia Kendaraan Listrik, Apakah Sehijau yang Kita Pikirkan?. Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Diakses pada 17 November 2022, dari https://www.its.ac.id/news/2022/03/11/euforia-kendaraan-listrik-apakah-sehijau- yang-kita-pikirkan/

Irving, Michael., 2020. Prototype Gravity-Based Energy Storage Systen Begins Construction.         New                           Atlas.   Diakses  pada          17                           November          2022,        dari https://newatlas.com/energy/gravitricity-gravity-renewable-energy-storage- system/

Lane, Alasdair., 2022. Can Gravity Batteries Solve Our Energy Storage Problems?.        BBC.      Diakses                         pada        17                November                         2022,       dari https://www.bbc.com/future/article/20220511-can-gravity-batteries-solve-our- energy-storage-problems

Nur, A. I. & Kurniawan, A. D., 2021. Proyeksi Masa Depan Kendaraan Listrik di Indonesia: Analisis Perspektif Regulasi dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim yang Berkelanjutan. Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7(No. 2), hal. 197 - 220.

Ruoso, Ana Cristina., Caetano, Nattan Roberto., Rocha, Luiz Alberto Oliveira., 2019. Storage Gravitational Energy for Small Scale Industrial and Residential Applications. Journal Inventions. hal. 1-13.


Setiawan, Verda Nano., 2022. Duh, Pembangunan PLTS Atap 450 MW Tahun Ini Ditunda.    CNBC     Indonesia.     Diakses     pada     November     17,     2022, dari https://iesr.or.id/v2/publikasi_file/PLTU-dan-Paris-Agreement.pdf

Sulistiawati, Eka., Yuwono, Bambang Endro., 2019. Analisis Tingkat Efisiensi Energi                                                                                Dalam

Penerapan Solar Panel Pada Atap Rumah Tinggal. Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks IPTEKSEN, 325-330.

Tong, Wenxuan., Lu, Zhengang., Chen, Weijiang., Han, Minxiao., Zhao, Guoliang., Wang, Xifan., Deng, Zanfeng., 2022. Solid Gravity Energy Storage: A Review. The Journal of Energy Storage, hal. 1-30.

Wikipedia., 2022. Gravity Battery. Wikipedia. Diakses pada 16 November 2022, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Gravity_battery#Mechanisms_and_parts

Wikipedia., 2017. Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Wikipedia. Diakses pada 17 November     2022,                                                                   dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_surya


         Penulis: Alya Febriana Cipta

         Editor: Alya Febriana Cipta  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resensi Lagu Pluto Projector By Rex Orange County

  Artis: Rex Orange County Dirilis: 2019 Album: Pony Genre: Alternatif/Indie Rsensi Lagu: Lagu ‘Pluto Projector’ milik Rex Orange ...