(Sumber: halolawyer.co.id) |
Cybercrime saat ini bukan hanya menjadi
permasalahan per-individu, namun juga menjadi permasalahan dunia. Kita hidup di
dunia yang semuanya serba terhubung dan digital. Kita tidak akan pernah benar-benar
aman dari setiap cyberattack online, namun kita bisa melindungi
juga mendidik diri kita sendiri agar terhindar dari cyberattack. Cybercrime
tentu saja nantinya akan mempengaruhi bukan hanya orang biasa seperti kita,
namun dalam skala besar seperti pemerintahan dan jejaring bisnis besar. Apalagi
internet tidak mempunyai keamanan dan tidak dilindungi secara resmi. Akan ada
banyak pertanyaan terkait solusi dari masalah global ini. Cyberattack
datang dalam berbagai macam bentuk dan seringkali banyak orang tidak menyadari terkena
cyberattack hingga lama kemudian. Sekitar 48% kebocoran data terjadi
karena cyberattack. Oleh karena itu, agar terlindung dari cyberattack,
pertama-tama kita harus mengetahui beberapa jenis cyberattack dan tanda-tanda
yang perlu diperhatikan untuk deteksi dini.
Berbagai
Macam Cyberattack
Ransomware
Ransomware adalah kondisi dimana
komputer korban dikunci, biasanya dengan enkripsi (proses menyandikan pesan
atau informasi sedemikian rupa sehingga hanya pihak yang berwenang yang bisa
mengaksesnya, sementara pihak yang tidak berwenang tidak bisa). Biasanya, untuk
menebus data, korban akan diminta untuk melakukan pembayaran sebagai imbalas
sebelum data didekripsi untuk kemudian diberikan akses kepada korban. Korban biasanya
mengetahui bahwa serangan telah terjadi saat diberikan instruksi bagaimana cara
mendapatkan data mereka kembali oleh pelaku. Ransomware biasanya
dimotivasi oleh uang, dan dapat menyebar melalui surel/email, perangkat lunak
yang terinfeksi virus, penyimpanan eksternal yang terinfeksi virus, dan situs
web yang disusupi.
Phishing
Phishing adalah kejadian
ketika cyberattack ditujukan untuk mencoba mendapatkan informasi pribadi
atau rahasia kita seperti kata sandi, nomor rekening, dan lainnya. Cyberattackers
yang melakukan phishing biasanya menyamar sebagain individu atau
institusi yang sah melalui telepon atau email dan mencoba mendapatkan informasi
pribadi korban. Cyberattakers menggunakan rekayasa sosial untuk
memanipulasi korban agar melakukan tindakan tertentu seperti meng-klik tautan
atau lampiran email atau dengan sengaja memberikan informasi rahasia. Dibandingkan
dengan ransomware, korban biasanya tidak akan menyadari bahwa mereka telah
terkena phishing, sampai terlambat setelah misalnya data atau uang
mereka hilang.
Hacktivism
Hacktivism adalah tindakan
aktivis sosial atau politik yang dilakukan dengan cara membobol dan mengotak-atik
sistem komputer yang aman. Hacktivism biasanya diarahkan pada target
bisnis atau politik (hacktivism dengan dampak besar). Orang- orang atau
kelompok yang melakukan hacktivism disebut sebagai hacktivist. Jenis
cybercrime ini sudah sangat umum di dunia, apalagi di negara besar penuh
akan kemajuan teknologi seperti Amerika Serikat, China, Jepang, dan lainnya. Contohnya,
pada pemilihan presiden AS 2016 lalu, ketika ribuan email Hillary Clinton diretas
lalu dirilis ke publik. Di sisi lain, website berita juga bisa disebut
sebagai hacktivist karena meretas dan merilis dokumen pemerintah.
DDoS
(Distributed Denial of Service)
Serangan DDoS adalah upaya untuk
mengganggu lau lintas normal dari server, layanan, atau jaringan yang ditargetkan
dengan membanjiri target atau infrastruktur sekitarnya dengan flood of
internet traffic atau banjir lalu lintas internet. Serangan DDoS akan
efektif dengan memanfaatkan sistem komputer yang disusupi sebagain sumber lalu
lintas serangan. Sistem yang dieksploitasi bisa saja berasal dari komputer atau
jejaring sumber lain seperti perangkat IoT. Serangan ini sangat umum ditujukan
pada media sosial atau perusahaan teknologi karena dapat merusak platform
mereka dan dapat berdampak jangka panjang pada bisnisnya, karena secara
langsung akan mempengaruhi kualitas jejaring dan tentu saja berefek pada
pengalaman pelanggan
Computer
Viruses
Virus komputer adalah program perangkat lunak kecil
yang dapat menyebar dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain. Dan
dapat menyebabkan gangguan pada pengoprasian komputer. Seperti virus flu, virus
komputer menempel pada host atau inang dan akan menyebar melalui host. Host-nya
akan bertindak sebagai pembawa dan akan menularkan virus tersebut ke host
yang lain. Virus komputer memiliki kapasitas untuk merusak atau menghapus data
di komputer dan dapat menggunakan program email untuk menyebarkan virus ke
alamat email lain yang terhubung dengan alamat email tersebut, kemungkinan
terburuknya adalah virus ini bisa saja menghapus semua yang ada di hard disk
komputer.
Dampak
Dari Cybercrime
Cybercrime sekarang menjadi
masalah semua orang, teknologi ada dimana-mana, teknologi ada di rumah kita, di
tempat kerja kita, sekolah kita, dan di saku kita. Masalah ini tidak akan
hilang dan mungkin akan memburuk bahkan sebelum membaik. Dampak dari cybercrime
akan mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan linkungan kita seperti
bank, tempat shopping bahkan dengan keluarga dan teman dekat kita.
Dampak cybercrime terhadap kita akan mengubah faktor-faktor dimana bisnis,
politik, dan diri kita sendiri ketika memandang teknologi. Kita hidup di dunia
transparan yang sangat terhubung dengan kebebasan online. Haruskah kita memilih
antara kebebasan berinternet atau privasi kita? Apakah dengan banyaknya
transparansi akan membuat kita tidak terlindungi? Pertama, kita perlu
mengetahui di mana cyberattack akan mempengaruhi kehidupan kita lalu
kemudian mencari solusinya;
Dampak
Moneter
Cybercrime telah menjadi
normal sekarang ini dan sangat mempengaruhi industri keuangan. Setiap hari,
serangan dilakukan terhadap perusahaan terkemuka yang dianggap memiliki sistem
paling aman. Cybercrime terus menyebabkan dampak keuangan yang serius
bagi perekonomian hingga mendekati $600 miliar. “Menurut McAfee dan The Center for
Strategic and International Studies, dalam hal cybercrime, ekonomi Eropa
benar-benar menderita, karena 84% dari PDB kawasan terpengaruh”. Kita sering
menganggap cyberattack sebagai salah satu penipuan yang mirip dengan
skema cepat kaya atau skema piramida, tetapi faktanya adalah, bank, pemerintah,
dan kemungkinan besar pekerja telah menghadapi permasalahan ini terus-menerus
untuk melindungi data masyarakat bahkan uang masyarakat.
Dampak
Privasi
70% orang Amerika yang disurvei oleh
ESET (perusahaan perangkat lunak yang menawarkan produk anti-virus) khawatir
dengan penyalahgunaan data pribadi yang diberikan saat melakukan aktivitas
perbankan atau berbelanja online, dan mayoritas menganggap cybercrime sebagai
ancaman bagi negara mereka, yang semakin memburuk. Tanpa adanya kepercayaan
publik pada teknologi, akan susah untuk nantinya mengembangkan teknologi di
masa depan.
Dampak
Pembajakan
Cybercrime yang berujung pada
pembajakan akan memiliki pengaruh besar terhadap bagaimana cara dunia memandang
‘kepemilikan’. Foto, video, atau data pribadi apapun yang ada di komputer dapat
dengan mudah diambil dan digunakan tanpa sepengetahuan pemilik. Pandangan terhadap
‘kepemilikan’ telah berubah, semakin sulit untuk mengklaim sesuatu sebagai kepunyaan
atas sesuatu tanpa mendapat hak cipta yang resmi. Hal ini dapat membuat orang
sangat takut jika mereka telah menjadi korban cyberattack dimana data pribadi
atau bahkan karya mereka hilang atau dibajak.
Security Cost (Biaya Keamanan)
Cyber criminals juga memfokuskan serangan mereka kepada perusahaan bisnis, baik besar maupun kecil. Hacker dapat mencoba mengambil alih server perusahaan untuk mencuri informasi atau menggunakan sistemnya untuk tujuan mereka sendiri. Ini mengharuskan perusahaan untuk mempekerjakan staf dan memperbarui perangkat lunak untuk mencegah penyusup memasuki server, tentu saja perlu biaya untuk ini. Menurut Eweek, pada survei mereka pada perusahaan besar, ditemukan pengeluaran rata-rata $8,9 juta per tahun hanya untuk cybersecurity. Dengan semua perusahaan yang disurvei melaporkan setidaknya satu insiden malware dalam 12 bulan terakhir dan 71% nya melaporkan pembajakan sistem perusahaan oleh pihak luar. Cybercrime telah menciptakan sebuah ancaman besar bagi mereka yang menggunakan internet, dengan jutaan informasi pengguna dicuri dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini juga telan membuat masalah besar bagi sektor ekonomi banyak negara. Presiden dan CEO IBM, Ginni Rometty menggambarkan cybercrime sebagai “ancaman terbesar bagi setiap profesi, setiap industri, dan setiap perusahaan di dunia”.
Solusi
Cybersecurity
selalu berubah, sesuatu yang berguna hari ini, akan menjadi usang besok. Pertempuran
tanpa akhir untuk melindungi uang, data, dan privasi. Kita mungkin tidak dapat
menghentikan setiap serangan. Namun kita bisa menghindarinya dan menyiapkan
perlindungan atas itu.
Sebagai salah satu metode tertua
untuk mengatasi cybercrime, perangkat lunak anti-virus harus menjadi
langkah pertama dalam memerangi cybercrime. Banyak pengguna komputer
tidak menginstalnya, atau lalai memperbarui perangkat lunak yang mereka miliki.
Mulailah dengan menginstal perangkat lunak anti-virus di setiap laptop dan
komputer dekstop. Saat program meminta untuk mengunduh pembaharuan, jangan
abaikan saja. Virus, spyware, malware berkembang sangat cepat,
sehingga perangkat lunak anti-virus memerlukan pembaharuan terus menerus agar
tetap bisa melakukan fungsinya.
Selain itu, memasang firewall
di sistem atau bisnis dapat dilakukan untuk melindungi jaringan dan komputer
dari cyberattackers luar. Perangkat ini bisa saja berupa perangkat keras
atau perangkat lunak, dan keduanya bisa sangat efektif dalam menyerang dan mem-filter
jaringan yang tidak perlu.
Kita juga bisa menggunakan two-factor
authentication, ini secara efektif akan menggandakan keamanan saat kita
mencoba untuk login akun media sosial kita. Karena alih-alih meminta
kombinasi nama pengguna dan kata sandi, format ini memerlukan informasi
tambahan yang secara teoritis hanya diketahui atau dapat diakses oleh pengguna
saja.
Jika sedang menggunakan internet
publik, misalnya ketika berada di bandara atau café, sebaiknya gunakan VPN
untuk melindungi jaringan. VPN membantu mengamankan koneksi internet, sehingga
data yang masuk/keluar dari komputer atau sistem dienkripsi. Wi-Fi publik bisa
menjadi tempat yang mudah bagi cyberattackers untuk menjangkau sistem
banyak orang. Tetapi, jika seseorang mempunyai virus, mereka mungkin tanpa
sadar menyebarkannya.
Kesimpulannya, untuk melindungi jejaring
internet kita dengan sebaik-baiknya, kita bisa menerapkan semua tindakan cybersecurity
tersebut. kita bisa mulai menerapkan metode tersebut secara individu, lalu kemudian
mendorong perusahaan atau bisnis kita untuk juga menerapkan hal tersebut dan melatih
karyawannya dengan kemampuan terbaik mereka untuk melindungi setiap data dan
informasi perusahaan, kita tidak tahu, di masa depan, siapa saja bisa menjadi cyberattackers
atau hacktivist ketika mereka memerlukannya, dan kemungkinan besar,
setiap orang akan menjadi korban peretas pada suatu waktu. Hanya dengan
menggabungkan metode-metode ini, kita bisa mencegah pelanggaran cybercrime
mengambil alih kehidupan online kita.
Daftar Pustaka:
The Importance of Cyber Security in Personal Life. (2022, August 25). Edubirdie. Retrieved December 1, 2022, from https://edubirdie.com/examples/the-importance-of-cyber-security-in-personal-life/
Cyber Security and Its Importance in Cyberspace. (2022, October 28). Edubirdie. Retrieved December 1, 2022, from https://edubirdie.com/examples/cyber-security-and-its-importance-in-cyberspace/
The Importance and Relevance of Cybersecurity in the Modern World. (2022, September 01). Edubirdie. Retrieved December 1, 2022, from https://edubirdie.com/examples/the-importance-and-relevance-of-cybersecurity-in-the-modern-world/
Penulis: Chalissa Maia Reyqa
Editor: Chalissa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar