Minggu, 18 Desember 2022

POLA PIKIR MILENIAL: REVOLUSI TEKONOLGI DAN INOVASI UNTUK BANGSA

 

Seiring berjalannya waktu, perubahan akan terus terjadi mulai dari aspek sosial, budaya, ekonomi hingga teknologi menuntut setiap insan untuk bisa beradaptasi pada setiap revolusi perubahan waktu yang terjadi. Perubahan signifikan di setiap generasi memberikan suatu ciri khas yang memengaruhi keadaan generasi pada masa mendatang. Banyaknya perubahan baik positif maupun negatif bergantung pada mereka yang lahir di zaman sekarang. Saat ini sedang banyak isu yang membahas tentang generasi milenial yang di anggap sangat berpengaruh pada setiap bangsa, terlebih dalam hal perubahan pendidikan, berbisnis kreatif, serta arah politik masa mendatang.

Generasi milenial merupakan suatu bagian dari perkembangan dan pertumbuhan yang di akibatkan oleh kondisi dan keadaan lingkungan. Hal ini menimbulkan revolusi perubahan yang meningkat dengan cepat. Istilah generasi milenial sendiri didapatkan oleh seorang peneliti ahli demografis bernama Willian Straus dan Neil Howe. Generasi ini dikenal juga dengan sebutan generasi Y yang lahir antara tahun 1980 hingga 2000. Generasi yang muncul setelah generasi ini adalah generasi Z ( Faiza dkk, 2018).

Generasi milenial lahir dan tumbuh ketika teknologi seperti komputer berevolusi dari yang semula berupa perangkat yang mahal, besar dan sulit digunakan menjadi perangkat rumahan yang murah dan mudah digunakan. Ketika internet mulai dikenal oleh banyak kalangan generasi milenial telah mencapai usia yang cukup dewasa sehingga nilai-nilai hidup yang ditanamkan oleh orangtua dari generasi milenial masih memiliki ciri sosial. Berkerja secara kolaboratif dalam sebuah tim adalah salah satu contoh dari sikap bekerja yang baik pada generasi ini (Khozin,2018:39-40).

Generasi milenial memiliki pola pikir yang sangat khas. Pola pikir yang khas ini dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan teknologi dan informasi pada zamannya, yang memungkinkan hubungan yang lebih luas. Namun, menurut Lyons (2004) ciri-ciri generai millennial masing-masing individu berbeda, tergantung dimana ia dibesarkan, strata ekonomi, keadaan sosial keluarganya. Generasi milenial memiliki pola komunikasi yang sangat terbuka dibanding generasi-generasi sebelumnya.

Generasi ini merupakan generasi pemakai media sosial yang fanatik dan kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi, lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi, sehingga generasi millinial terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya. Secara umum, pola pikir generasi millennial sangat terbuka dan menghargai perbedaan, lebih memilih kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan daripada menerima perintah, serta pragmatis dalam menyelesaikan persoalan ( Lanscater and Stillman, 2002). Generasi ini lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi, memiliki perhatian yang lebih pada kekayaan, kreatif, inovatif, menyukai sesuatu yang praktis dan instan.

Pandangan ini sejalan dengan pendapat Hunt dan Jennifer group (2011:1) yaitu This is the newest generation to enter the workforce. Leader across disciplines are taking note of the challenges and opportunities associated with training this unique. Akses yang luas terkait teknologi dan informasi memungkinkan generasi ini memiliki wawasan yang luas. Berbagai informasi dari belahan dunia yang notabene sangat bervariasi, menyebabkan pola pikir mereka terbiasa dengan adanya perbedaan. Perbedaan dianggap sebagai 8 Transformasi Belajar Generasi MIlenial keragaman yang patut diapresiasi dan ditolerir sebagai bentuk saling menghargai. Semakin luas informasi yang didapat, semakin terbuka dan menghargai perbedaan yang ada di sekitar mereka. Generasi millennial tidak lagi tertarik dengan pekerjaan dengan strukstural yang rapat. Karena sistem kerja tersebut menuntut ketaatan yang tinggi dan pembatasan terhadap improvisasi. Padahal generasi ini telah terbiasa dengan aliran ide dan wawasan yang luas. Karena itu, generasi ini lebih menyukai pekerjaan yang memungkinkan menyalurkan ide, kerjasama.

Keterbukaan informasi, juga berpengaruh pada cara pandang generasi ini terkait bidang politik dan ekonomi. Dunia politik tidak hanya dihuni oleh sarjana lulusan hukum atau tata negara saja, namun oleh siapa saja dari bidang yang bervariasi. Bidang pekerjaan juga demikian. Banyak yang bekerja tidak sesuai dengan pendidikannya, namun lebih mengandalkan keahlian atau kesempatan karena memanfaatkan kemudahan hubungan melalui media sosial. Generasi ini sangat kaya akan ide kreatif dan inovatif. Berbagai informasi yang mudah diakses,membuka pikiran tentang pentingnya sesuatu yang terbarukan, unik, menarik dan berdaya saing. Karena itu generasi ini selalu menghargai ide kreatif dan inovatif.

Menurut Hunt, hali ini disebabkan mereka sangat menyukai trial and error yang memungkinkan untuk selalu belajar dan evaluasi diri. Bahkan menurutnya, They want learning to be creative, interactive, and fun, and they enjoy khinking outside the box (Hunt& Tucciarone, 2011:2) Salah satu hal prioritas dalam pengambilan keputusan pada generasi millennial adalah materi. Kekayaan merupakan hal yang sangat penting untuk diperjuangkan. Banyak tokoh inspiratif bagi generasi ini adalah orang-orang yang berwal dari nol, yang akhirnya berhasil meraih puncak kesuksesan dan kekayaan dengan perjuangannya. Dedikasi dan semangat kerja juga dilandasi oleh money orientate, sehingga penghargaan terhadap suatu hasil kerja juga lebih dinilai dengan materi. Namun yang paling utama pada pola pikir mereka, adalah pentingnya efisiensi waktu.

Pola pikir mengahargai yang praktis dan instan, dipengaruhi oleh kecepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di sekitar mereka. Waktu adalah sesuatu yang berharga, sehingga semakin cepat persoalan atau pekerjaan dapat diselesaikan, akan semakin baik. Hal inilah yang membuka peluang berbagai ide kreatif yang didasarkan pada kebutuhan efisiensi waktu, seperti toko online, pendaftaran sekolah online, ojek online, serta delivery order untuk pembelian barang. Sejak lama generasi milenial diyakini sebagai generasi yang mengedepankan berpikir kritis serta mengandalkan akal budi. Kemajuan teknologi yang begitu pesat membuat mereka ditutut untuk lebih gesit dalam segala hal dibandingkan dengan pendahulunya. Sehingga agar tidak mudah dibodohi oleh teknologi, generasi millennial harus mampu memandang teknologi dari sisi yang berbeda serta mengendalikan setiap komponen teknologi dengan bijak. Perkembangan zaman yang sangat pesat, generasi millennial sangat mudah larut dengan kondisi yang ada. Mereka akan mudah terseret arus baik yang menimbulkan dampak negatif maupun positif. Untuk itu, diperlukan tumpuan yang kokoh bagi mereka sebagai salah satu modal yang kuat untuk tetap berada pada jalur kebenaran yaitu budi pekerti dan kepribadian yang luhur.

Berpegang teguh pada setiap norma yang sudah ada sangat diperlukan bagi generasi milenial untuk dapat membentengi diri mereka dari paparan konten negatif yang dapat merusak moral. Mereka dikenal sebagai generasi yang terlalu serius dalam menanggapi setiap berita, opini, dan pembicaraan orang lain. Oleh karena itu, mereka harus mampu menjadi produsen konten positif misalnya dengan mengajak masyarakat untuk mencintai budaya baca dan tulis. Selain itu, mereka juga memiliki gaya hidup yang cenderung konsumtif dan menganggap bahwa pekerjaan dan kebahagiaan dapat mereka peroleh hanya dengan gadget yang mereka mainkan. Rasa ingin tau yang dimiliki gerasi ini rendah serta kebanyakan dari mereka kurang mampu bekerja dalam tim. Generasi milenial cenderung suka berpindah pekerjaan dengan alasan ingin mencari pengalaman sebanyak-banyaknya sehingga membut karir mereka sulit meningkat (Faiza dkk, 2018 : 10-15).

Dalam dunia kerja saat ini, organisasi dihadapkan dengan dua generasi yang berbeda: Generasi X dan Generasi Y. Di Indonesia sendiri terdapat lebih dari 80 juta Generasi Y pada 2010 dan akan meningkat menjadi 90 juta pada akhir 2030; berarti 1/3 masyarakat Indonesia merupakan Generasi Y. Pada 2015, lebih dari 35% penduduk Indonesia adalah penduduk muda berusia 15-34 tahun. Secara teoretis, sebuah generasi terbentuk sebagai kelompok yang memiliki kesamaan tahun kelahiran, umur, lokasi, dan life events yang signifikan pada tahap kritis perkembangannya. Jadi, sebuah generasi menjadi berbeda dengan generasi lainnya karena terdapat faktor perubahan yang membawanya.

Selain itu, potensi proporsi Generasi Y juga akan semakin meningkat pada masa mendatang (Kratz, 2013). Pada 2014, Generasi Y mempunyai proporsi 36% di dunia kerja. Selanjutnya ada kemungkinan bahwa pada 2020 sebesar 46 % Generasi Y mendominasi dunia kerja. Data tersebut memperlihatkan porsi Generasi Y di dunia kerja. Namun, jika dilihat hanya dari komposisi antargenerasi di Kementerian Keuangan, pada 2013 dapat dilihat bahwa Generasi Baby Boomers hanya sebesar 17%, Generasi X sebesar 38% dan Generasi Y sebesar 45%. Apabila diproyeksikan maka pada 2017 Generasi Y meningkat menjadi 73%, sementara Generasi X dan Generasi Baby Boomers menurun menjadi 25% dan 2% (Kemenpan, 2018). Generasi Y adalah generasi yang peka terhadap perubahan informasi, gaya hidup dan gadget. Jumlah mereka kini mulai banyak di industri perbankan. Berdasarkan data statistik nasional, jumlah angkatan kerja di bulan Agustus tahun lalu mencapai lebih dari 121 juta dan sebanyak 66% sudah bekerja. Sementara itu, selama periode yang sama, ada sekitar 500 ribu yang bekerja di bank; apabila sebanyak 5% ialah pegawai rekrutan baru maka terdapat 25 ribu orang yang baru saja bekerja di bank.

Perkembangan teknologi telah merubah cara hidup kita, bukan hanya merubah cara kita mengakses informasi, tetapi juga cara pandang kita terhadap dunia. Beberapa dekade lalu, mungkin kita belum mendengar istilah facebook, smartphone, dan online shop, namun sekarang, istilah-istilah itu sudah akrab di kehidupan kita sehari-hari. Hal ini pernah diprediksi sejak tahun 1960an oleh Mc Luhan, seorang visioner asal Kanada. Mc Luhan berpendapat bahwa perubahan budaya dalam kehidupan manusia itu ditentukan oleh teknologi dan kita akan berada di tengah-tengah sebuah revolusi (teknologi). Mc Luhan juga berpendapat bahwa dunia tidak akan pernah sama lagi akibat dari pesatnya perkembangan teknologi.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) inilah lahir dan tumbuh generasi yang dikenal dengan istilah Generasi Y atau dikenal dengan Generasi Milenial. Generasi milenial dianggap sebagai generasi yang lebih akrab dengan teknologi jika dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya seperti Generasi X dan Generasi Baby Boom. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan TIK inilah yang membesarkan generasi milenial, sehingga generasi milenial dan TIK seperti dua hal yang tidak terpisahkan. Generasi milenial tumbuh di era teknologi yang telah menyentuh setiap sendi kehidupan dan memang sudah seharusnya dapat menjawab setiap kebutuhan dan gaya hidup generasi milenial yang semakin menantang dan lebih dinamis. Dengan menggunakan TIK memungkinkan generasi milenial saling terhubung dan berkomunikasi serta menawarkan kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Setiap pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien jika mampu memanfaatkan TIK secara optimal.


Penulis: Aulia Ulil Azmi

Editor: Chalissa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resensi Lagu Pluto Projector By Rex Orange County

  Artis: Rex Orange County Dirilis: 2019 Album: Pony Genre: Alternatif/Indie Rsensi Lagu: Lagu ‘Pluto Projector’ milik Rex Orange ...