Kesehatan mental merupakan suatu keadaan di mana seorang individu bebas dari segala bentuk gejala-gejala gangguan mental. Individu yang sehat secara mental dapat menjalani hidupnya secara normal terutama saat menyesuaikan diri untuk menghadapi masalah-masalah yang tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia sepanjang ia masih hidup dengan menggunakan kemampuan mengelola pikirannya agar tidak mengalami stres.
Kesehatan mental juga merupakan suatu keadaan kesejahteraan yang mana tiap individu mampu mengoptimalkan kemampuannya, dapat mengatasi stress dalam hidupnya, dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat serta dapat berkontribusi terhadap komunitasnya. Dengan kesehatan mental yang baik, individu akan dapat tampil optimal sesuai kapasitasnya serta produktif, yang pada gilirannya akan menunjang pada terciptanya masyarakat yang maju. Sebaliknya bila kesehatan mental seseorang rendah, orang akan sangat menderita, kualitas hidupnya buruk, bahkan hingga menyebabkan kematian.
Broken Home berasal dari bahasa inggris Broken artinya keadaan pecah sedangkan Home artinya rumah secara istilah Broken Home adalah rumah tangga yang berantakan yaitu kurangnya perhatian dari orang tua terhadap anak sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal dan susah diatur. Broken Home sangatlah berpengaruh pada mental anak, hal inilah yang mengakibatkan seorang anak menjadi kurang berprestasi dalam pendidikannya. Broken home juga bisa merusak jiwa anak, sehingga dalam sekolah mereka bersikap seenaknya saja salah satu contohnya ketidak disiplinnya anak di dalam kelas dan bersifat agresif, semua itu dilakukan atas dasar karena mereka hanya ingin cari simpati pada orang disekitarnya. Broken home disini lebih menekankan kepada anak yang mengalami gangguan kesehatan mental akibat keluarga tidak harmonis/bercerai.
Keluarga yang harmonis akan memberikan pengaruh positif kepada anak-anak hingga ia masuk ke dalam dunia remaja atau dewasa. Namun begitu juga sebaliknya jika pada usia anak-anak ia selalu melihat, mendengar, dan merasakan sesuatu yang mengesankan hal negatif maka akan berdampak buruk untuk anak hingga usia dewasanya. Dengan demikian tidak semua anak yang berasal dari keluarga broken home selalu mengesankan hal-hal negatif dalam kehidupannya. Ada juga yang mengarah kepada halhal positif karena dengan keadaan itu ia jadikan motivasi agar hidupnya tidak selalu larut dalam ketakutan, kesedihan, dan kesusahan bahkan merasa tertekan dengan keadaan yang mungkin sulit untuk diterima.
Broken home yang terjadi dalam suatu keluarga tidak hanya berdampak pada anakanak, tetapi juga remaja. Broken home dapat terjadi karena disebabkan oleh berbagai macam perdebatan, perselisihan hingga berakhir pertengkaran besar bahkan bisa kepada perpisahan.Suasana perceraian mengesankan bentuk yang paling nampak dalam sebuah keluarga broken home. Hampir setiap keluarga yang sudah pernah mengalami perpisahan mengakibatkan naiknya tingkat jumlah anak yang dididik dalam keadaan broken home.
Tumbuh dalam keluarga yang tidak utuh sering membuat orang orang mengalami perubahan, gangguan, atau masalah masalah terkait perilaku. Orang menjadi lebih tertutup, tidak mudah percaya dengan orang lain, mudah cemas, menyalahkan diri sendiri, tidak stabil secara emosi, murung dan sedih yang berkepanjangan. Sebagai orang orang yang tumbuh dalam keluarga yang tidak harmonis, mereka banyak mengalami gejolak emosi sebagai akibat peran fungsional keluarga yang tidak optimal.
Adapun dampak yang terjadi kepada anak setelah broken home yaitu, perceraian yang terjadi secara tidak langsung akan berdampak psikologis yang kurang baik dalam keluarga. Secara langsung anak akan merasakan kehilangan yang sangat dalam karena sosok orangtua sudah tidak lagi lengkap, diiringi dengan kebiasaan aktivitas atau rutinitas bermainnya selalu ditemani dan dihabiskan untuk bermain bersama orangtua. Setelah terjadinya broken home anak akan spontan berubah sikap dengan sendirinya seperti lebih memilih untuk sendiri, selalu merasa tidak aman, dan sulit untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, dampak psikologis pada anak broken home yaitu membentuk perkembangan kepribadian yang kurang sehat, emosian hingga tidak punya tanggung jawab.
Dampak lain dari broken home juga akan menyebabkan trauma pada anak. Hal ini disebabkan karena orangtua yang memberikan pengasuhan secara kasar sehingga meningkatnya rasa malu anak dalam lingkungan terdekatnya hingga kehidupan sosialnya. Ketika seorang anak telah masuk kedalam kondisi trauma namun sebelumnya dia selalu merasakan kebahagiaan dan selalu diberikan kehangatan oleh orang tuanya, maka hal ini sangat menyakitkan bagi anak karena sulit untuk menerima keadaan yang bertolak belakang dengan sebelumnya. Akibatnya muncullah trauma dan sulit bagi mereka untuk melupakannya sehingga menimbulkan trauma yang sangat berat.
Broken home sebenarnya tidak selalu memberikan dampak negatif pada anak, namun bisa saja menjadi dampak positif. Tetapi kebanyakan dari anak-anak dilihat dari kondisinya lebih mengarah kepada hal-hal negatif seperti suka marah-marah, emosian, seolah-olah kesepian, dan selalu berpikiran untuk menyalahkan dirinya sendiri, merasa dihantui oleh rasa takut, dan mudah terpengaruh oleh lingkungan negatif hingga sulit bersosialisasi dan rendahnya semangat hidup.
Dalam segi kejiwaan atau psikologis, siapapun yang mengalami broken home akan berakibat juga kepada broken heart. Hati seseorang yang selalu diselimuti oleh rasa pedih, kecewa, putus asa, dan beranggapan bahwa dia tidak ada gunanya untuk hidup. Berdasarkan hal itu seorang dapat berubah menjadi krisis kasih dan terjerumus kepada keanehan seksualnya.
Menurut Drs. Yusak Burhanuddin terdapat beberapa pengangruh kesehatan mental, di antaranya yaitu:
a) Pengaruh terhadap gangguan kesehatan mental terhadap perasaan yaitu adanya rasa cemas (gelisah), iri hati, sedih, merasa rendah diri, pemarah, ragu (bimbang) dan sebagainya. Perasaan tersebut mungkin saja muncul secara bersamaan atau hanya beberapa gejala saja.
b) Pengaruh kesehatan mental terhadap kecerdasan ada beberapa yang mempengaruhi kesehatan mental atas pikiran biasanya adalah orang yang sering lupa itu semua apabila dibiarkan akan menyebabkan gangguan kesehatan mental yang serius. Penyebab lain terganggunya ketenangan anak akibat perilaku orang tua yang sering bertengkar, suka mengekang, sering dipukuli dan suasana rumah yang sangat menekan.
c) Pengaruh kesehatan mental terhadap tingkah laku yaitu tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh suasana hatinya, jika seseorang merasa gelisah atau merasa tertekan hatinya maka dia akan mehilangkan dengan berbagai cara, termasuk dengan cara melakukan sesuatu yang dilarang.
d) Pengaruh Kesehatan mental terhadap kesehatan badan yaitu penyakit yang disebabkan oleh adanya tekanan perasaan pada dirinya seperti tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah, eksim, sesak napas, dan sebagainya.
Jadi kesimpulannya, keluarga merupakan tempat utama untuk melampiaskan rasa senang dan duka seseorang. Jika suatu waktu hilangnya satu atau dua bahkan lebih daripada anggota keluarga maka suasana keluarga akan berubah, berbeda dengan sepeti biasanya. Orangtua dalam keluarga merupakan peran yang paling penting untuk membangun keharmonisan keluarga. Namun jika orangtua tidak mampu berperan dengan baik, kemungkinan cepat atau lambat keluarga akan hancur berantakan. Termasuk mental seorang anak.
Penulis: Najma Fatnah Naila
Editor: Anggun Sasmi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar