Luale Anandonia ialah sebutan untuk ikon MAN Insan Cendekia Kota Kendari yang berasal dari bahasa suku Tolaki. Luale Anandonia sendiri tidak hanya sebagai ikon sekolah saja, namun dengan tujuan untuk memiliki duta yang mampu untuk menjadi contoh sebagai pembicara dan membagikan informasi tentang adat dan budaya lokal khususnya budaya suku Tolaki serta potensi sekolah kepada masyarakat luas menjadi suatu hal yang penting bagi beberapa jenjang pendidikan.
Saat ini Luale MAN Insan Cendekia Kota Kendari 2022 yang terpilih ialah Motia Inetyarumbuy Iwana dari kelas XI IPA 2 ASTREGO dan Anandonia MAN Insan Cendekia Kota Kendari 2022 yang terpilih ialah Khalifatul Alief Muriadin dari kelas XI IPA 1 AVA. Berikut cerita pengalaman seorang Luale MAN Insan Cendekia Kota Kendari 2022.
Motia Inetyarumbuy Iwana ialah Luale yang terpilih sebagai ikon untuk MAN Insan Cendekia Kota Kendari. Salah satu siswi dari kelas ASTREGO ini telah memberikan cerita Lualenya kepada penulis.
Rupanya, Motia saat menduduki kelas 1 SMA ia sudah memiliki kegemaran yang menjadi motivasi dari dirinya untuk menjadi Luale. “Saat kelas X (10) saya ngefans sekali dengan Luale sebelumnya, itulah yang menjadi salah satu motivasi saya untuk menjadi Luale” ujarnya.
Awalnya ia tidak begitu tertarik, namun pada saat detik-detik pemilihan Luale Anandonia 2022, rasa keinginan dari dalam hatinya untuk menjadi seorang Luale akhirnya muncul sehingga membuatnya semangat dan terus berlatih agar mencapai keinginannya tersebut. Tidak hanya itu, bahkan dukungan dari Luale 2021 sebelumnya pula yang mendorong keinginan Motia untuk dapat menjadi Luale 2022.
Pemilihan Luale Anandonia MAN Insan Cendekia Kota Kendari 2022 dilaksanakan pada hari Ahad, 29 Mei 2022 di Aula MAN Insan Cendekia Kota Kendari.Motia sendiri sadar kalau ia tidak memiliki keunggulan yang spesifik meskipun keputusan juri telah valid untuk memilih ia sebagai Luale selanjutnya. Namun beberapa teman Motia menyadarkan ia dengan keunggulan yang ada pada dirinya.
“Beberapa teman saya, seperti Faza dan Indan pernah mengatakan ke saya bahwa “Motia, kamu itu punya potensi untuk menjadi Luale, dilihat dari usaha yang keras dari kamu seperti berlatih untuk berpidato dan lain-lain, dan kita yakin kamu pasti bisa!” ujar Motia.
Motia merasa lega setelah terpilih menjadi Luale, namun terdapat beberapa hambatan yang dialami Motia setelah menjadi Luale, diantaranya yakni terkendala dalam menjalankan program kerja yang salah satu alasannya karena pasangan Motia sendiri yakni Alief sebagai Anandonia sangat sibuk dengan aktivitas yang sedang dijalankannya pula seperti; organisasi, paskibra, dan beberapa kegiatan lainnya. Tetapi hal ini tidak membuat keduanya untuk tidak melaksanakan programnya, namun Motia juga terkadang sering berkonsultasi kepada Tim Perubahan MAN Insan Cendekia Kota Kendari yakni bu Adillah Fauziah, pak Ali Topan, dan guru lainnya. Dan ia memiliki goals yaitu ingin menjadi lebih baik lagi sebagai role model sekaligus ikon MAN Insan Cendekia Kota Kendari, serta berusaha untuk mencapai ekspektasi dari orang-orang.
Penulis: Raaziq Akbar Al-Qarni (XI IPA 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar