Source:https://kkn.iainkendari.ac.id/komentar/AKFT20205240280783467
Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia merupakan Madrasah Aliyah yang pertama kali dibangun di Serpong pada tanggal 21 September 1996, dan disusul dengan Gorontalo setahun setelahnya. Kemudian lahirlah Insan Cendekia lain yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara yang sekarang berjumlah sekitar 23 Madrasah.
Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia menggunakan sistem kurikulum di atas Standar Kurikulum Nasional ( Kurikulum Percepatan ). Maka tak heran jika pada tahun 2022 sebanyak sembilan belas MAN Insan Cendekia dari seluruh Indonesia dapat menempati 1000 besar sekolah terbaik se-Indonesia menurut LTMPT ( Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi) yang didasarkan pada nilai UTBK.
Selain prestasi yang membanggakan, siswa Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia juga memiliki sikap mandiri dan kedisiplinan yang tinggi dikarenakan sekolah ini menerapkan sistem sekolah berasrama atau boarding school.
Salah satu Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia yang tergolong “sukses” adalah MAN IC Kota Kendari. MAN IC Kota Kendari tergolong sukses karena menjadi sekolah terbaik ke-190 secara nasional, dan menjadi sekolah terbaik pertama se-Sulawesi Tenggara.
Selain di bidang akademik, MAN IC Kota Kendari juga berhasil mendidik siswanya menjadi lebih bijak dalam manajemen waktu, serta disiplin dalam melakukan segala sesuatu. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran pembina asrama, baik pembina asrama putra maupun pembina asrama putri.
Salah satu sosok pembina yang menekankan kedisiplinan adalah Ustadz Jamet Wolio, S.Pd. Pria yang kerap disapa Ustadz Jamet oleh kalangan siswa maupun guru tersebut merupakan seorang pembina asrama putra MAN IC Kota Kendari yang bergabung sejak tanggal 4 Januari 2022. Selain menjadi pembina asrama, ia juga kerap kali mengisi kegiatan asrama dengan menjadi guru tahfidz, tahsin, dan lain sebagainya.
Sebelum bergabung di MAN IC Kota Kendari, Ustadz Jamet yang merupakan lulusan Inatitut Agama Islam Negeri (IAIN) Kota Kendari jurusan Pendidikan Bahasa Arab ( 2017-2020 ) itu pernah menjadi seorang guru Bahasa Arab dan Tahfidz di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al-Qalam Kota Kendari sekaligus guru les pribadi di IAIN Kota Kendari.
Ustadz Jamet mengaku ia awalnya berencana untuk bekerja di sebuah perusahaan pertambangan di daerah Sulawesi Tenggara, namun ia lebih dulu bertemu Ustadz Agustan yang merupakan Wakil Ketua Madrasah bidang Keasramaan MAN Insan Cendekia Kota Kendari yang menawarkan kepadanya untuk menjadi pembina asrama putra di MAN Insan Cendekia Kota Kendari.
Pada awalnya Ustadz Jamet merasa kurang percaya diri ketika mendapat tawaran sebagai pembina asrama di MAN IC Kota Kendari dikarenakan ia tidak mempunyai pengalaman kerja sebagai pembina asrama dan ditambah lagi ia bukan merupakan lulusan pesantren sehingga ia merasa asing dengan suasana berasrama. Namun, hal itu tidak menjadi hambatan yang berarti bagi Ustadz Jamet. Dengan rasa penasaran ingin mencari pengalaman baru, ia pun menerima tawaran tersebut tanpa bimbang sedikitpun.
Setelah menjalani beberapa bulan sebagai pembina asrama putra MAN IC Kota Kendari, Ustadz Jamet sudah mulai merasa nyaman dan terbiasa dengan aktivitas kehidupanya sebagai pembina asrama. Sejak ia menjadi pembina asrama MAN IC Kota Kendari, mulai terlihat perubahan sikap dan sifat dari warga asrama yang lebih berani dalam mengekspresikan diri. Hal ini tidak terlepas dari sikap beliau yang terbuka dan selalu melontarkan candaan kepada siswa binaannya serta sering kali memberikan kalimat yang memotivasi siswa agar lebih giat dalam menuntut ilmu.
Selain itu, Ustadz Jamet mengaku memiliki beberapa cara guna menumbuhkan rasa kedisiplinan warga asrama putra MAN IC Kota Kendari ,” Caranya itu dengan menyusun program pembinaan yang harus dilakukan, bekerja sama dengan Ustadz Sumarlin ( pembina asrama yang lain ) mengenai pembinaan asrama, menyusun jadwal pembinaan seperti contohnya tahsin dan tahfidz, serta bekerja sama dengan pengurus asrama untuk menjaring dan memberi hukuman kepada siswa yang melanggar ” Ujar Ustadz Jamet ( 19 Oktober 2022 )
Meskipun terbilang sangat berhasil dalam menjadi pembina asrama, Ustadz Jamet masih memiliki cita-cita yakni menjadi seorang guru Bahasa Arab di MAN Insan Cendekia Kota Kendari. Ia mengatakan jika sampai akhir tahun ini masih belum ada pendaftaran sebagai guru Bahasa Arab di MAN Insan Cendekia Kota Kendari, maka ia akan mengejar tujuan awalnya yakni bekerja di perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan maupun menjadi seorang pembina asrama di salah satu Universitas ternama yang bertempat di pulau Jawa.
Penulis: Muh. Fauzan Hermawan Mas'ud (XI IPA 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar