Penulis Buku : Nailal Fahmi
Penerbit : Penerbit Pastel
Terbit :
2014
Jumlah Halaman :
134
Cetakan :
Cetakan 1
ISBN : 978-602-7870-47-5
Pria
berdarah campuran Betawi-Jawa ini adalah lulusan pondok pesantren Annida
Al-Islami Bekasi tahun 2003. Buku ini merupakan cetakan pertama dia. Dia pernah
berkolaborasi dengan Vira Luthfia Annisa dalam buku berjudul “Selangkah menuju
Surga: Perjuangan paling mengharukan saat menjadi mualaf Dunia dan Indonesia
(Mediakita; 2013). Sebelumnya dia juga pernah berduet dengan Ali Zaenal untuk
menulis buku kisah spionase berjudul “MATA-MATA:16 Skandal spionase di
Indonesia dan Dunia (MediaKita;2012). Buku ini menceritakan tentang pengalaman
seru dan lucu penulis semasa dia berada di Pondok Pesantren.
Sinopsis:
Buku ini menceritakan pengalaman penulis saat berada
di pesantren dan menuangkan cerita nya dalam Buku ini. Walaupun dunia pesantren
terkesan kaku dan banyak aturan, ada banyak hal menarik dan lucu untuk
diceritakan seperti kutipan di bawah ini.
“Saudara-saudara sekalian yang terhormat”, kata
menteri yang katanya sering puasa Senin-Kamis itu memulai sambutan.
“Meskipun Bapak-bapak Kiai yang ada di sini tahajud
siang-malam, belum tentu lebih mulia dari seorang yang mengerti teknologi”,
lanjutnya berapi-api
Mendengar sambutan itu banyak dari Kiai yang
tersinggung, tapi nggak mungkin langsung mendebatnya. Menit berikutnya, para
Kiai satu demi satu meninggalkan ruangan. Para santri beranggapan bahwa para
kiai mungkin tersinggung karena pak menteri melecehkan keberadaan mereka di
mata para santrinya. Tapi, ternyata bukan. Di luar ruangan, seorang Kiai
berkomentar tentang sambutan sang menteri, “Mana ada tahajud siang-malam”
Apa jadinya jika seorang jebolan pesantren
menuliskan pengalaman hidupnya sebagai santri dengan sudut pandang humor?
Kelebihan:
Buku ini memiliki cover yang unik, di
mana terdapat gambar seorang lelaki memakai sarung di kepala sehingga
menyerupai pencuri dan cocok sama judul nya yaitu Di bawah bendera sarung.
Selain itu, buku ini juga berguna untuk anak anak yang berpikir bahwa pondok
pesantren akan membosankan. Saat anak anak membaca buku ini, mereka dapat
mengubah sudut pandang mereka bahwa pondok pesantren tidak seperti yang mereka
kira.
Buku ini dapat menjadi penenang saat
anak pesantren ataupun para pembaca sedang kelelahan. Karena didalam buku ini
terdapat cerita pengalaman penulis melalui sudut pandang yang lucu sehingga
membuat para pembaca tertawa.
Kekurangan:
Buku ini tergolong memiliki halaman yang
sedikit, sehingga para pembaca akan merasa cepat untuk membaca buku ini. Selain
itu, buku ini terdapat kata kata penulis yang kurang bagus dimana penulis
mengejek orang dewasa di dalam hati nya.
Penutup:
Buku ini sangat direkomendasikan untuk anak anak atau remaja yang berpikir bahwa pesantren itu kaku dan membosankan. Karena di dalam buku ini tertuang pengalaman seru dan lucu dari penulis, sehingga para pembaca akan terhibur dan mengubah pikiran mereka menjadi lebih baik terhadap pesantren. Selain itu, buku ini direkomendasikan juga kepada para pembaca yang sedang lelah. Karena dapat membuat suasana hati pembaca terhibur.
Pelajaran yang bisa kita ambil dalam buku ini adalah, tidak semua yang kita pikirkan buruk akan buruk bagi kita. Banyak orang berpikir bahwa kehidupan pesantren itu kaku dan membosankan, jauh dari orang tua, jauh dari teman, bahkan kita akan ketinggalan zaman karena berada di pesantren. Memang semua itu benar, tetapi di pesantren kamu akan mendapatkan pengalaman yang tidak akan kamu dapatkan di tempat lain. Di Pesantren kamu juga akan di ajar untuk mandiri untuk kehidupan mu di masa depan.
Penulis: Nabil Dwi Syaputra
Editor: Afiqah Nazifatul Latif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar