Minggu, 20 November 2022

Risiko Aktivis Mahasiswa : Resensi Bintaro Spring Tide



Judul buku            : Bintaro Spring Tide

Pengarang             : Aila Nadari & Dan Sigit

Penerbit                : PT Tiga Serangkai

Tahun terbit          : 2014

Cetakan                : Cetakan pertama, Mei 2014

ISBN                    : 978-602-9251-26-5

Jumlah halaman   : 142


PENDAHULUAN

Bintaro Spring Tide dikarang oleh dua mahasiswa STAN. Novel ini menceritakan tentang lika-liku kehidupan berkuliah disana. Dengan kuliah gratis dan dapat uang saku, namun kuliah di sana ternyata tidak semudah itu. Sistem drop out selalu membayangi dikala nilai IPK mata kuliah mereka dibawah 2,75. Maka sebagian besar pemikiran mahasiswa disana lebih terfokus kepada kuliah dibandingkan organisasi. Karena menurut sebagian dari mereka mengganggap organisasi itu rem bagi aktivitas akademik mereka.


SINOPSIS

Bisa saja orang menyebut kampus itu kejam. Setiap akhir dua semester, mahasiswa dengan nilai di bawah standar akan dikeluarkan. Begitu juga bagi mereka yang menyontek saat ujian, plagiat dalam paper, atau berkelahi. Tanpa banding. Tanpa pledoi. Tanpa ampun.

“Semua ini proses yang akan kalian petik buahnya nanti,” ujar pimpinan kampus.

Tidak sedikit mahasiswa yang lantas mengidap drop-out phobia. Mengasingkan diri, bermutasi menjadi makhluk apatis, yang penting berkutat dengan diktat agar aman. Menjadi standar, dan pada akhirnya, membosankan.

Tapi, tidak bagi Dey dan kawan-kawannya. Bagi mereka, kuliah akademik tak memberikan cukup bekal untuk mengarungi dunia nyata. Buat apa nilai selangit jika tak berpengalaman memimpin dan mengorganisasi?

Nasib akademik Dey berada di ujung tanduk menjelang berakhirnya semester keempat ini, sementara sebuah pergelaran akbar harus diampunya. Belum lagi, perhatiannya mulai luput ke usaha kecil-kecilan yang dijalankannya dalam rangka menyambung hidup.

Sebagai perguruan tinggi kedinasan, keelokan kampus Dey telah memikat puluhan ribu peminat dari seluruh nusantara setiap tahunnya. Dengan status pegawai negeri selepas lulus, siapa yang sanggup menolak?

Berdiri di tengah hiruk-pikuk kaum urban Bintaro, diam-diam kampus itu menawarkan ujian yang sesungguhnya.


REVIEW

Secara keseluruhan novel ini sudah bagus. Bahasa yang digunakan penulis cukup mudah untuk dipahami. Novel ini dibuat dengan diksi yang bagus ditambah sudut pandang seekor kucing yang membuatnya cukup unik meskipun sudut pandang kucing itu tidak terlalu diperlukan. Namun dalam novel ini masih ada kesalahan pengetikan dan luput dari pengeditan editor, dinovel ini juga terdapat dialog yang menggunakan bahasa daerah namun tidak diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

Novel ini layak dibaca untuk siapa saja, terlebih bagi para pelajar ataupun mahasiswa. Karena dapat mengambil pembelajaran yang ada pada novel tersebut yaitu jika seseorang di-drop out oleh sekolah atau kampusnya bukan berarti hidupnya tidak akan sukses, melainkan ada jalan yang berbeda sehingga dia bisa menemukan keberhasilan dan kesuksesan melalui jalan yang lain.


Penulis: Nazwa Auralia Pakaya

Editor: Anisa Maharani Risty

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resensi Lagu Pluto Projector By Rex Orange County

  Artis: Rex Orange County Dirilis: 2019 Album: Pony Genre: Alternatif/Indie Rsensi Lagu: Lagu ‘Pluto Projector’ milik Rex Orange ...