Judul buku :
Bintaro Spring Tide
Pengarang :
Aila Nadari & Dan Sigit
Penerbit :
PT Tiga Serangkai
Tahun terbit :
2014
Cetakan :
Cetakan pertama, Mei 2014
ISBN :
978-602-9251-26-5
Jumlah halaman : 142
PENDAHULUAN
Bintaro Spring Tide dikarang oleh dua mahasiswa STAN. Novel ini menceritakan tentang lika-liku kehidupan berkuliah disana. Dengan kuliah gratis dan dapat uang saku, namun kuliah di sana ternyata tidak semudah itu. Sistem drop out selalu membayangi dikala nilai IPK mata kuliah mereka dibawah 2,75. Maka sebagian besar pemikiran mahasiswa disana lebih terfokus kepada kuliah dibandingkan organisasi. Karena menurut sebagian dari mereka mengganggap organisasi itu rem bagi aktivitas akademik mereka.
SINOPSIS
Bisa saja orang menyebut kampus itu
kejam. Setiap akhir dua semester, mahasiswa dengan nilai di bawah standar akan
dikeluarkan. Begitu juga bagi mereka yang menyontek saat ujian, plagiat dalam paper,
atau berkelahi. Tanpa banding. Tanpa pledoi. Tanpa ampun.
“Semua
ini proses yang akan kalian petik buahnya nanti,” ujar pimpinan kampus.
Tidak
sedikit mahasiswa yang lantas mengidap drop-out phobia. Mengasingkan
diri, bermutasi menjadi makhluk apatis, yang penting berkutat dengan diktat
agar aman. Menjadi standar, dan pada akhirnya, membosankan.
Tapi,
tidak bagi Dey dan kawan-kawannya. Bagi mereka, kuliah akademik tak memberikan
cukup bekal untuk mengarungi dunia nyata. Buat apa nilai selangit jika tak
berpengalaman memimpin dan mengorganisasi?
Nasib
akademik Dey berada di ujung tanduk menjelang berakhirnya semester keempat ini,
sementara sebuah pergelaran akbar harus diampunya. Belum lagi, perhatiannya
mulai luput ke usaha kecil-kecilan yang dijalankannya dalam rangka menyambung
hidup.
Sebagai
perguruan tinggi kedinasan, keelokan kampus Dey telah memikat puluhan ribu
peminat dari seluruh nusantara setiap tahunnya. Dengan status pegawai negeri
selepas lulus, siapa yang sanggup menolak?
Berdiri
di tengah hiruk-pikuk kaum urban Bintaro, diam-diam kampus itu menawarkan ujian
yang sesungguhnya.
REVIEW
Secara keseluruhan novel ini sudah bagus. Bahasa yang
digunakan penulis cukup mudah untuk dipahami. Novel ini dibuat dengan diksi
yang bagus ditambah sudut pandang seekor kucing yang membuatnya cukup unik
meskipun sudut pandang kucing itu tidak terlalu diperlukan. Namun dalam novel
ini masih ada kesalahan pengetikan dan luput dari pengeditan editor, dinovel
ini juga terdapat dialog yang menggunakan bahasa daerah namun tidak diterjemahkan
ke bahasa Indonesia.
Novel ini layak dibaca untuk siapa saja, terlebih bagi
para pelajar ataupun mahasiswa. Karena dapat mengambil pembelajaran yang ada
pada novel tersebut yaitu jika seseorang di-drop out oleh sekolah atau
kampusnya bukan berarti hidupnya tidak akan sukses, melainkan ada jalan yang
berbeda sehingga dia bisa menemukan keberhasilan dan kesuksesan melalui jalan
yang lain.
Penulis: Nazwa Auralia Pakaya
Editor: Anisa Maharani Risty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar