Cacar (smallpox) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus variola. Karakteristik utama dari cacar adalah penyebaran lenting atau bintil lepuhan yang berisi nanah di tubuh. Penyakit ini kerap disamakan dengan cacar air. Padahal kedua penyakit memiliki gejala dan penyebab infeksi virus yang berbeda. Dalam istilah asing, cacar air lebih aumum dikenal dengan sebutan chickenpox. Penyakit cacar lebih dikenal dengan istilah smallpox. Cacar sempat menjadi wabah berbahaya yang menelan banyak nyawa selama ratusan tahun. Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit cacar. Namun berkat kemajuan teknologi medis, penyakit ini tak lagi mematikan karena telah ditemukan vaksinnya. Dengan dilakukannya vaksinasi cacar sejak akhir abad ke-17, penyakit ini berhasil dimusnahkan pada tahun 1980.
Cacar merupakan penyakit infeksi virus
yang telah beribu-ribu tahun mengancam kesehatan manusia. Tingkat fatalistik
(penyebab kematian) penyakit ini terhitung tinggi, yakni mencapai 30 persen.
Artinya, 3 dari 10 orang yang terinfeksi virus variola meninggal. Pada tahun
1980, World Health Organization (WHO) menyatakan penyakit ini berhasil
sepenuhnya dimusnahkan karena pengerahan vaksinasi global sejak tahun 1700.
Menurut studi bertajuk Smallpox in History, kasus penyakit cacar yang
terakhir di dunia ditemukan di tahun 1977. Dari kasus terakhir yang ditemukan,
total korban jiwa dari penyakit cacar mencapai lebih 300 juta orang.
Menurut data terakhir dari National
Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), sekarang ini belum
ditemukan lagi kasus penularan penyakit cacar. Kendati demikian, keberadaan
penyakit ini masih perlu diwaspadai. Sebab, ada potensi penyalahgunaan virus
variola yang hingga kini masih dimanfaatkan untuk penelitian sebagai senjata
biologis.
Gejala penyakit
cacar biasanya baru muncul 12-14 hari setelah paparan pertama terhadap virus
variola. Gejala awal cacar meliputi sejumlah gangguan kesehatan yang menyerupai
gejala flu seperti:
Kelelahan
Demam tinggi
Sakit kepala
Nyeri pada tubuh
Muntah
Gejala cacar ini
biasanya akan menghilang dalam 2-3 hari. Kemudian kondisi pasien akan
membaik.Akan tetapi, 1-2 hari berikutnya gejala paling umum dari penyakit ini
mulai muncul. Gejala tersebut berupa ruam di permukaan kulit yang dalam waktu
1-2 hari akan berubah menjadi lepuhan kecil yang berisi nanah pada, atau
disebut juga sebagai lenting. Mulanya lenting akan muncul di lidah, wajah, dan
lengan hingga menyebar ke badan bagian depan dan sekujur tubuh. Lenting yang
muncul di lidah atau area mulut juga bisa menyebar ke dalam tenggorokan. Dalam
waktu 8-9 hari lenting kemudian akan mengerak hingga pada akhirnya mengering
dan berubah menjadi keropeng beberapa bisa meninggalkan bekas luka.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau
gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter
Anda. Meskipun gejala bisa mereda dengan sendirinya, pengobatan medis dapat
membantu mengendalikan gejala. Selain itu, gejala seringkali menyebabkan Anda
tidak merasa nyaman dan mengganggu penampilan sehingga dibutuhkan pengobatan
dari dokter untuk bisa mengatasinya. Begitupun ketika gejala di atas disertai
dengan gangguan kesehatan yang tidak disebutkan. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah segera dengan dokter
Anda.
Penyebab cacar adalah infeksi virus
variola yang memperbanyak diri di pembuluh darah di dalam lapisan kulit.
Penularan penyakit ini dapat berlangsung dengan menghirup udara yang telah
terkontaminasi virus atau kontak langsung dengan bagian kulit yang terdampak
Virus variola
bisa dilepaskan ke udara ketika lenting pecah menyebabkan luka terbuka di kulit
dan virus terkena angin. Berikut ini adalah beberapa cara penularan penyakit
cacar dalam kondisi sehari-hari: Penularan langsung antarmanusia: perpindahan
langsung virus memerlukan kontak wajah ke wajah yang cukup panjang. Tidak
langsung dari orang yang terinfeksi: pada kasus langka, kemungkinan melalui
sistem ventilasi di suatu gedung, menginfeksi orang di ruangan atau lantai lain.
Melalui benda yang terkontaminasi: virus variola juga dapat menyebar melalui
kontak dengan pakaian dan seprai yang terkontaminasi.
Bagaimana
cara mengobati cacar?
Penyakit cacar
tidak memiliki pengobatan khusus, sebelumnya tidak antiviral khusus yang digunakan
sebagai obat untuk menghentikan infeksi virus. Para ahli masih mencari obat
antivirus yang dapat mengatasi penyakit ini sejak pertama kali ditemukan. Obat
cidofovir bekerja dengan baik pada penelitian awal. Salah satu jenis obat
bernama protase inhibitor SIGA-246 untuk penyakit cacar telah melalui tahap
pengujian klinis oleh FDA hingga tahun 2014. Sampai pada tahun 2018, jenis obat
sakit cacar yang resmi disetujui adalah tecovirimat (TPOXX). Setelah kemusnahan
penyakit, pengobatan secara umum yang dilakukan untuk penyembuhan lebih
mengarah pada terapi suportif. Caranya adalah melalui perawatan kondisi
kesehatan yang memastikan penderita mendapatkan istirahat cukup serta memenuhi
kebutuhan cairan tubuh dan nutrisi guna meningkatkan kemampuan imunitas tubuh.
Apabila terjadi infeksi sekunder di kulit yang disebabkan oleh bakteri ataupun
infeksi yang menyerang paru-paru, pemberian antibiotik dapat dilakukan.
Pencegahan
Berikut ini adalah beberapa cara yang
dapat Anda lakukan di rumah untuk mencegah atau bahkan mengobati cacar: Orang
dengan penyakit ini akan diisolasi untuk mencegah penyebaran virus.
Siapa pun yang
terkena kontak (bersentuhan) dengan seseorang yang terinfeksi perlu segera
mendapatkan vaksin. Vaksin berguna untuk mencegah atau mengurangi keparahan
penyakit apabila diberikan dalam 4 hari setelah paparan virus variola.
Apabila anak
divaksin, tidak diketahui secara pasti seberapa lama imunitas bertahan.
Kemungkinan vaksinasi sebelumnya memberikan imunitas sebagian yang dapat
melindungi dari komplikasi serius penyakit.
Vaksin
untuk pencegahan penyakit cacar
Vaksinasi
menjadi satu-satunya solusi untuk mencegah kemunculan kembali penyakit ini,
meskipun vaksin memiliki efek samping yang cukup berisiko. Mendapatkan vaksin
dalam 3-4 hari setelah kontak dengan virus juga dapat mengurangi keparahan
penyakit atau bahkan mencegahnya berkembang lebih lanjut. Akan tetapi, belum
ada yang bisa memastikan masa sperlindungan yang diberikan oleh vaksin.
Beberapa peneliti menyakini, antibodi dari vaksin dapat bertahan hingga waktu 5
tahun. Namun yang pasti, perlindungan dari vaksin ini tidak bersifat seumur
hidup. Orang yang memiliki imunitas terhadap infeksi virus variola secara
jangka panjang hanyalah orang berhasil sembuh setelah terinfeksi. Bila ada pertanyaan,
konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar