Senin, 12 Desember 2022

Dampak Mengonsumsi Es Batu secara Berlebihan bagi Kesehatan

 Es batu merupakan bahan pelengkap minuman dingin seperti es buah,es dawet,cincau dan sebagainya yang berasal dari air yang dibekukan di dalam lemari pendingin.es batu biasanya di konsumsi ketika cuaca sedang panas.kebiasan makan es batu ini dipercaya dapat menghilangkan rasa haus dan membuat tubuh terasa lebih segar sehingga banyak orang yang gemar untuk mengonsumsinya.

Akan tetapi,jika kita terlalu sering mengonsumsi es batu dalam jumlah yang banyak makan akan mendatangkan berbagai masalah kesehatan bagi tubuh. apalagi jika intensitas makan es batu makin tinggi ketika dipicu oleh suatu stress.

Namun bukan hanya karena kebiasaan saja,makan es batu juga dapat di sebabkan oleh berbagai kondisi tertentu yang kita alami. Kondisi-kondisi yang dimaksud,di antaranya:

·       Dehidrasi

Ketika tubuh kekurangan cairan, dehidrasi kemungkinan besar bisa terjadi. Masalah ini bisa menyebabkan seseorang mengalami kehausan, pusing, urine berwarna gelap, dan kebingungan. Makan es batu dilakukan untuk meredakan dehidrasi. Kebiasaan ini dapat mendinginkan mulut dan tenggorokan, serta membantu menurunkan suhu tubuh pada hari yang terik. 

·       Anemia defisiensi besi

Makan es secara berlebihan seringkali dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi dalam darah sehingga jumlah sel darah merah tak mencukupi. Padahal zat besi sangat penting untuk membangun sel darah merah yang sehat. 

Hal ini juga membuat sel-sel darah merah tak dapat membawa oksigen yang cukup. Gejala yang dapat dirasakan ketika mengalami Anemia defisiensi besi, yaitu kelelahan, pucat, pusing, palpitasi jantung, tangan dan kaki dingin, sesak napas, sakit dada, hingga lidah bengkak. Sebuah studi menunjukkan bahwa 13 dari 81 orang yang menderita anemia defisiensi besi menunjukkan gejala pagophagia (gemar makan es).

Sementara, beberapa penelitian percaya bahwa mengunyah es batu bisa memicu lebih banyak darah yang dikirim ke otak pada penderita anemia defisiensi besi. Hal ini membuat kadar oksigen dalam otak juga meningkat sehingga terjadi peningkatan kewaspadaan dan kejernihan dalam berpikir.

·       pica

 Pica adalah gangguan makan di mana seseorang secara kompulsif memakan sesuatu yang sebenarnya bukan makanan. Memiliki kebiasaan makan es batu atau salju juga merupakan salah satu jenis pica yang disebut dengan istilah pagophagia. 

Masalah ini merupakan gangguan mental yang seringkali terjadi secara bersamaan dengan kondisi kejiwaan dan kecacatan intelektual lainnya, seperti autisme atau skizofrenia. Bahkan kondisi ini juga dapat berkembang selama masa kehamilan. Orang dengan pagophagia dapat mengonsumsi beberapa kantong es setiap hari.

·       Masalah emosional

Beberapa masalah emosional juga bisa membuat orang gemar makan es batu. Misalnya saja, orang yang mengalami stres bisa lebih tenang dengan mengunyah es batu. Selain itu, perilaku obsesif komplusif (OCD) juga bisa menjadi penyebabnya. Ini merupakan kondisi kesehatan mental yang mengarah pada perilaku kompulsif atau pikiran obsesif.

Adapun dampak yang ditumbulkan akibat keseringan mengonsumsi dan mengunyah es batu secara berlebihan adalah merusaknya email gigi yang meyebabkan retakan pada gigi.

Email gigi merupakan bagian gigi yang paling kuat untuk membentuk lapisan terluar dari setiap gigi dan melindungi lapisan dalam dari kerusakan. Ketika email terkikis, gigi pun bisa menjadi sangat sensitif terhadap zat-zat yang panas dan dingin. Selain itu, hal ini juga bisa meningkatkan risiko gigi Anda berlubang secara signifikan.

Selain itu, masalah lain yang dapat terjadi akibat terlalu sering makan es batu, yaitu berkaitan dengan pengolahan dan penyimpanan es batu yang tidak higienis atau tidak sesuai dengan standar pembuatan es batu.

Standar pembuatan es batu telah di atur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), yaitu air atau bahan baku pembuatan es batu harus tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak boleh mengandung bakteri.karena Keberadaan bakteri menyebabkan rendahnya kualitas es batu yang berasal dari berbagai hal seperti: bahan baku (air) dan alat-alat yang digunakan dalam proses pemecahan es batu. Jika air yang digunakan untuk membuat es batu adalah air non PDAM dimana kondisi air tersebut terlalu sering dibiarkan kontak dengan udara luar, hal ini memungkinkan air terkontaminasi bakteri melalui udara. Lalu dengan alat pemecah es yang digunakan untuk menghancurkan tidak terjamin kebersihannya maka akan mempengaruhi juga kualitas Es batu. Hal ini menyebabkan es batu tidak memenuhi standar pembuatan.

Saat mengonsumsi es batu yang tidak sesuai dengan standar pembuatan akan menimbulkan berbagai bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan masalah-masalah kesehatan, seperti diare, hepatitis a, kolera, dan lainnya.

Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya masalah-masalah tersebut kita harus menghentikan kebiasaan mengonsumsi es batu secara berlebihan. Jika kebiasaan ini disebabkan oleh dehidrasi atau kepanasan, maka kita hanya perlu menahan diri untuk menghentikannya dan menggantinya dengan minum air putih saja. 

Namun, jika masalah ini disebabkan oleh anemia defisiensi besi, kita bisa mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi atau suplemen zat besi dengan resep dokter untuk meringankan gejala. Jangan sampai mengonsumsi obat-obatan tersebut tanpa arahan dokter karena dosis yang terlalu tinggi bisa mendatangkan masalah lainnya.

Sementara, jika penyebabnya adalah pica, dokter mungkin akan merekomendasikan terapi dalam kombinasi dengan obat antidepresan atau antikecemasan. Apabila penyebabnya sudah teratasi, maka kebiasaan makan es batu pun dapat terhenti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resensi Lagu Pluto Projector By Rex Orange County

  Artis: Rex Orange County Dirilis: 2019 Album: Pony Genre: Alternatif/Indie Rsensi Lagu: Lagu ‘Pluto Projector’ milik Rex Orange ...