Es batu merupakan bahan pelengkap minuman dingin seperti es buah,es dawet,cincau dan sebagainya yang berasal dari air yang dibekukan di dalam lemari pendingin.es batu biasanya di konsumsi ketika cuaca sedang panas.kebiasan makan es batu ini dipercaya dapat menghilangkan rasa haus dan membuat tubuh terasa lebih segar sehingga banyak orang yang gemar untuk mengonsumsinya.
Akan
tetapi,jika kita terlalu sering mengonsumsi es batu dalam jumlah yang banyak
makan akan mendatangkan berbagai masalah kesehatan bagi tubuh. apalagi jika intensitas makan es
batu makin tinggi ketika dipicu oleh suatu stress.
Namun bukan hanya karena kebiasaan saja,makan es batu juga
dapat di sebabkan oleh berbagai kondisi tertentu yang kita alami. Kondisi-kondisi
yang dimaksud,di antaranya:
·
Dehidrasi
Ketika tubuh
kekurangan cairan, dehidrasi kemungkinan besar bisa terjadi. Masalah
ini bisa menyebabkan seseorang mengalami kehausan, pusing, urine berwarna
gelap, dan kebingungan. Makan es batu dilakukan untuk meredakan dehidrasi.
Kebiasaan ini dapat mendinginkan mulut dan tenggorokan, serta membantu
menurunkan suhu tubuh pada hari yang terik.
·
Anemia
defisiensi besi
Makan es secara
berlebihan seringkali dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Anemia
defisiensi besi terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi dalam darah
sehingga jumlah sel darah merah tak mencukupi. Padahal zat besi sangat penting
untuk membangun sel darah merah yang sehat.
Hal ini juga
membuat sel-sel darah merah tak dapat membawa oksigen yang cukup. Gejala yang
dapat dirasakan ketika mengalami Anemia defisiensi besi, yaitu kelelahan,
pucat, pusing, palpitasi jantung, tangan dan kaki dingin, sesak napas, sakit
dada, hingga lidah bengkak. Sebuah studi menunjukkan bahwa 13 dari 81 orang
yang menderita anemia defisiensi besi menunjukkan gejala pagophagia (gemar
makan es).
Sementara,
beberapa penelitian percaya bahwa mengunyah es batu bisa memicu lebih banyak
darah yang dikirim ke otak pada penderita anemia defisiensi besi. Hal ini
membuat kadar oksigen dalam otak juga meningkat sehingga terjadi peningkatan
kewaspadaan dan kejernihan dalam berpikir.
·
pica
Pica adalah gangguan makan di mana seseorang
secara kompulsif memakan sesuatu yang sebenarnya bukan makanan. Memiliki
kebiasaan makan es batu atau salju juga merupakan salah satu
jenis pica yang disebut dengan istilah pagophagia.
Masalah ini
merupakan gangguan mental yang seringkali terjadi secara bersamaan dengan
kondisi kejiwaan dan kecacatan intelektual lainnya, seperti autisme atau
skizofrenia. Bahkan kondisi ini juga dapat berkembang selama masa kehamilan.
Orang dengan pagophagia dapat mengonsumsi beberapa kantong es setiap hari.
·
Masalah
emosional
Beberapa
masalah emosional juga bisa membuat orang gemar makan es batu. Misalnya saja,
orang yang mengalami stres bisa lebih tenang dengan mengunyah es batu. Selain
itu, perilaku obsesif komplusif (OCD) juga bisa menjadi
penyebabnya. Ini merupakan kondisi kesehatan mental yang mengarah pada perilaku
kompulsif atau pikiran obsesif.
Adapun dampak
yang ditumbulkan akibat keseringan mengonsumsi dan mengunyah es batu secara
berlebihan adalah merusaknya email gigi yang meyebabkan retakan pada gigi.
Email gigi merupakan bagian gigi yang paling kuat untuk
membentuk lapisan terluar dari setiap gigi dan melindungi lapisan dalam dari
kerusakan. Ketika email terkikis, gigi pun bisa menjadi sangat sensitif
terhadap zat-zat yang panas dan dingin. Selain itu, hal ini juga bisa
meningkatkan risiko gigi Anda berlubang secara signifikan.
Selain itu, masalah lain yang dapat terjadi akibat terlalu
sering makan es batu, yaitu berkaitan dengan pengolahan dan penyimpanan es batu
yang tidak higienis atau tidak sesuai dengan standar pembuatan es batu.
Standar
pembuatan es batu telah di atur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes),
yaitu air atau bahan baku pembuatan es batu harus tidak berbau, tidak berwarna,
tidak berasa, dan tidak boleh mengandung bakteri.karena Keberadaan bakteri
menyebabkan rendahnya kualitas es batu yang berasal dari berbagai hal seperti:
bahan baku (air) dan alat-alat yang digunakan dalam proses pemecahan es batu.
Jika air yang digunakan untuk membuat es batu adalah air non PDAM dimana
kondisi air tersebut terlalu sering dibiarkan kontak dengan udara luar, hal ini
memungkinkan air terkontaminasi bakteri melalui udara. Lalu dengan alat pemecah
es yang digunakan untuk menghancurkan tidak terjamin kebersihannya maka akan
mempengaruhi juga kualitas Es batu. Hal ini menyebabkan es batu tidak memenuhi
standar pembuatan.
Saat
mengonsumsi es batu yang tidak sesuai dengan standar pembuatan akan menimbulkan
berbagai bakteri dan virus masuk
ke dalam tubuh sehingga menyebabkan masalah-masalah kesehatan, seperti
diare, hepatitis a, kolera, dan lainnya.
Oleh karena itu untuk menghindari
terjadinya masalah-masalah tersebut kita harus menghentikan kebiasaan
mengonsumsi es batu secara berlebihan. Jika kebiasaan ini disebabkan oleh
dehidrasi atau kepanasan, maka kita hanya perlu menahan diri untuk
menghentikannya dan menggantinya dengan minum air putih saja.
Namun, jika masalah ini disebabkan
oleh anemia defisiensi besi, kita bisa mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi atau suplemen zat besi dengan resep dokter untuk
meringankan gejala. Jangan sampai mengonsumsi obat-obatan tersebut tanpa arahan
dokter karena dosis yang terlalu tinggi bisa mendatangkan masalah lainnya.
Sementara, jika penyebabnya adalah
pica, dokter mungkin akan merekomendasikan terapi dalam kombinasi dengan obat
antidepresan atau antikecemasan. Apabila penyebabnya sudah teratasi, maka
kebiasaan makan es batu pun dapat terhenti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar