Kesehatan
mental sering kali ramai diperbincangkan dan menjadi trending topik di sosial
media. Bahkan beberapa tahun terakhir semua masyarakat dipaksa untuk beradaptasi
dengan situasi yang baru, apalagi setelah pandemi Covid-19 (Corona Virus Diseases-19). Di mana pada
saat itu lingkup aktivitas dan bersosialisasi secara tatap muka sangat
terbatas. Hal tersebut berpotensi menimbulkan dampak jangka panjang pada
kesehatan mental masyarakat.
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan mental adalah suatu kondisi
kesejahteraan (well-being) seorang
individu yang menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan
yang normal, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi
kepada komunitasnya. Hal itu berarti kesehatan mental berpengaruh terhadap
fisik seseorang dan akan mengganggu produktivitasnya. Apabila kesehatan mental
seseorang terganggu, ia akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan
berpikir, serta gangguan emosi yang dapat mengarah pada perilaku buruk.
Gangguan kesehatan mental ini dapat
dirasakan oleh siapa saja, terutama banyak dirasakan oleh anak usia remaja saat
ini. Umumnya, gangguan kesehatan ini muncul karena tekanan yang hadir dari
kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Namun dapat terjadi
juga karena tekanan dalam bidang akademik, perundungan (bullying), faktor keluarga, permasalahan ekonomi, dan lain-lain. Menurut
paparan dari WHO pada tahun 2019, gangguan kesehatan mental ini lebih sering
muncul karena beberapa hal sebagai berikut:
1. Ketakutan
dan kecemasan mengenai kesehatan diri maupun kesehatan orang lain yang
disayangi.
2. Perubahan
pola tidur dan pola makan.
3. Sulit
tidur dan konsentrasi.
4. Menggunakan
obat-obatan.
Tercatat menurut data Riskesdas
(Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018 bahwa sekitar 6,1%
dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta
orang mengalami gejala-gejala depresi
dan kecemasan dan pada usia
remaja (15-24 tahun) memiliki persentase depresi sebesar 6,2%. Depresi berat
ini mengakibatkan penderitanya mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri
sendiri (self harm) hingga bunuh diri
dan sebesar 80 – 90% kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan
kecemasan. Menurut ahli suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir
untuk bunuh diri.
Depresi
merupakan gangguan suasana hati (mood)
yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan kehilangan minat terhadap
hal-hal yang disukai. Depresi dapat bermula dari stres dan cemas berkepanjangan
yang menyebabkan terhambatnya aktivitas dan menurunya kualitas fisik. Untuk
mengurangi stress, yang paling utama dilakukan adalah mengetahui penyebab
timbulnya stress. Dengan mengetahui penyebabnya, maka akan memudahkan untuk
menentukan cara menguranginya.
Pencegahan depresi ini dapat
dilakukan dengan pengelolaan stres. Pengelolaan stres masing-masing individu
berbeda, ada yang mengelola stres dengan melakukan kegiatan yang disukai
seperti hobi, melakukan kegiatan refreshing, mendekatkan diri dalam konteks
spiritual keagamaan, hingga bercerita kepada orang lain untuk mengurangi beban
stress. Di era digital sekarang ini, mendengarkan musik juga dapat menjadi
salah satu alternatif untuk mengurangi stress.
Musik merupakan karya seni berupa
bunyi atau suara yang memiliki nada, irama dan keselarasan. Di era globalisasi
ini, musik semakin berkembang dan selalu berdampingan dengan manusia di kehidupan
sehari-hari, utamanya para kaum remaja yang saat ini memiliki minat yang tinggi
terhadap musik. Beberapa fungsi musik dalam kehidupan yakni:
1. Musik
menutupi bunyi dan perasaan yang tidak menyenangkan.
2. Musik
dapat memperlambat dan menyeimbangkan gelombang otak.
3. Musik
mempengaruhi pernapasan.
4. Music
mempengaruhi denyut jantung, denyut nadi, dan tekanan darah.
5. Musik
mengurangi ketegangan otot dan memperbaiki gerak serta koordinasi tubuh.
6. Musik
dapat mengatur hormon yang berkaitan dengan stress.
7. Musik
dapat memperkuat ingatan dan pelajaran.
8. Musik
dapat meningkatkan produktivitas.
9. Musik
meningkatkan penerimaan tak sadar terhadap simbolisme.
10. Musik
dapat menimbulkan rasa aman dan sejahtera.
10.
Musik sebagai Bahasa universal dalam
seni dan sains merupakan salah satu solusi yang ampuh untuk menghilangkan
stress. Musik memang tidak dapat dimengerti dengan mudah oleh semua manusia,
namun musik memiliki kekuatan untuk membuat pendengarnya merasakan perasaan dan
menenangkan pikiran, jiwa, dan tubuh.
Oleh karena itu, salah satu alasan
mengapa seseorang mendengarkan musik adalah untuk mengatur emosi dan suasana
hati. Musik sangat cocok untuk mengelola atau mengatur emosi dan stres dalam
kehidupan sehari-hari karena memiliki kapasitas untuk mengalihkan perhatian dan
melibatkan pendengaran dalam berbagai cara kognitif dan emosional. Musik positif
memiliki pengaruh positif
terhadap kontrol emosi
dan dapat lebih mengarahkan pada
emosi positif seperti
harapan, kegembiraan, dan
kedamaian, sebaliknya musik
negatif meningkatkan emosi, ketidakberdayaan seperti kecemasan dan
kebosanan.
Contohnya ketika mendengarkan musik
bernada lembut. Musik dengan nada tersebut dapat membuat tubuh jadi lebih
rileks serta menurunkan tekanan darah, detak jantung, dan kadar hormon stress. Tak
hanya musik bernada lembut saja, musik dengan genre lain pun bisa digunakan untuk
mengatasi stres. Musik pop, hip-hop, edm, dan musik dengan nada bersemangat lainnya
misalnya. Musik dengan genre tersebut bisa
membuat pendengarnya merasa bersemangat, mengembalikan mood mereka, bahkan
sampai berkeinginan untuk menari dan bersenang-senang. Ada juga musik-musik
santai dan tenang yang bisa membantu remaja untuk fokus belajar atau melakukan
sesuatu, seperti musik ber genre jazz, ballad, orchestra, dan musik dengan
alunan nada yang tenang lainnya.
Kesehatan mental merupakan aspek
penting yang sangat sensitif dalam pribadi seseorang. Keadaan kesehatan mental
yang baik akan tercermin melalui kegiatan kesehariannya. Namun, tak bisa
dipungkiri bahwa gangguan kesehatan mental bisa saja terjadi tanpa memandang
usia. Dan akan sangat mudah dialami oleh seorang remaja. Remaja pada hakikatnya
memiliki jiwa yang labil sehingga mudah tergoyahkan dengan masalah yang
menimpanya. Hal ini menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan
mental pada seorang remaja. Gangguan mental yang tidak ditangani dengan cepat
akan memicu ke tindakan terburuknya yaitu bunuh diri. Oleh karena itu,
diperlukan cara untuk mengatasi gangguan mental pada seseorang, salah satunya
adalah melalui musik. Kekuatan yang dimiliki musik untuk mengontrol pikiran dan
suasana hati seseorang dapat mencegah timbulnya gejala awal depresi yaitu
stress. Dengan mendengarkan musik yang bernada positif, maka dapat membuat
pendengarnya terbawa suasana dan pikirannya menjadi positif juga. Yang membuat
ia lupa akan masalahnya dan suasana hatinya menjadi lebih senang sehingga dapat
terhindar dari gejala awal gangguan kesehatan mental.
Editor: Nauval Afif Muhammad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar