Pemerintah
negara Indonesia saat ini terus berusaha mengambil kebijakan dengan sebaik-baiknya. Pemerintah tengah berupaya
lebih untuk meningkatkan kebijakan dalam bidang ekonomi karena nyatanya
perekonomian negara indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja kususnya 2 tahun
belakangan ini. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia
mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 sebesar -2,07 persen.
Hal ini menyebabkan perekonomian Indonesia pada tahun 2020 mengalami deflasi
atau penurunan drastis karena perkembangan ekonomi di Indonesia mempunyai pergerakan
yang kurang stabil.
Bukan
tanpa alasan penyebab utama ketidak stabilan perekonomian ini terjadi karena
pandemi Covid-19 yang melanda negara kita pada awal tahun 2020, pemerintah
sangat kesulitan dalam mengambil kebijakan yang disebabkan karena adanya
pandemi sehingga pemerinta harus berusaha lebih keras dalam memutar otak agar
tidak salah dalam mengambil kebijakan.
Kebijakan
yang dilakukan pemerintah yaitu adanya peraturan tentang Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) sehingga menimbulkan lockdown kepada beberapa kota
bertujuan memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19. Namun hal ini sangat
banyak menimbulkan dampak negatif pada perekonomian negara maupun masyarakat
kususnya perusahaan formal dan non formal.
Melihat
beberapa masalah yang telah terjadi beberapa tahun lalu pemerintah mengeluarkan
strategi kebijakan guna memulihkan perekonomian Indonesia. Pemerintah optimis
melaksanakan kebijakan dengan konsisten dan membangun kerja sama dengan seluruh
komponen bangsa. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat namun harus
didukung penuh oleh Pemerintah daerah sebagai peran utama pada pergerakan
pemulihan ekonomi Indonesia saat ini. Pemerintah Daerah berperan strategis
dalam mendorong percepatan dan efektivitas pemulihan ekonomi serta memahami
struktur ekonomi daerah, demografi, dan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya
saat pandemi terjadi. Pemerintah Daerah mempunyai tolak ukur utama guna
mendorong pemulihan perekonomian yaitu kebijakan yang telah dirancang dalam
APBD.
Masyarakat dan pelaku usaha juga memiliki peran
strategis dalam pergerakan pemulihan ekonomi Indonesia. Pemerintah memberikan
kemudahan dalam kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter, kedua kebijakan ini
dapat disambut dengan positif oleh masyarakat dan pelaku usaha serta dapat
bergerak maju sesuai rancangan pemerintah guna memulihkan ekonomi Indonesia
yang telah mengalami kontraksi.
Kebijakan dari pemerintah adalah mengalokasikan
dana APBN untuk pemulihan ekonomi Indonesia bertujuan perekonomian dapat pulih
dan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan ini dilakukan dengan meningkatkan
konsumsi dalam negeri, peningkatan aktivitas dunia usaha serta menjaga
stabilitasi ekonomi dan ekspansi moneter. Tiga kebijakan akan dilaksanakan
bersamaan sinergi antara pemegang kebijakan fiskal, pemegang kebijakan moneter
dan institusi terkait.
Oleh karena itu, pemerintah mengadakan kebijakan
dalam berbagai aspek guna memajukan perekonomian Indonesia. Pemerintah lebih
fokus kepada kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan fiskal yang diambil
mempunyai banyak ragamnya salah satunya insentif pajak yang sangat berpengaruh.
Insentif pajak membuat para masyarakat merasa keringanan akan kewajiban mereka
dan tidak mempengaruhi perekonomian mereka sehingga masyarakat tetap bisa
memenuhi kebutuhan hidupnya seperti sebelumnya.
Tidak hanya itu, Pemerintah melakukan kerja sama dengan Bank Indonesia
untuk memajukan kebijakan moneter. Kebijakan ini bertujuan menurunkan jumlah
uang yang beredar dan suku bunga pada bank. Ketika suku bunga mengalami
penurunan pada saat itu juga para investor menginvestasikan kepemilikan mereka
kembali.
Dengan kebijakan-kebijakan yang di lakukan oleh pemerintah, hingga saat ini
perokonomian Indonesia mulai membaik tentunya hal ini terjadi karena
partisipasi masyrakat dalam membantu menjalankan kebijakan pemerintah untuk
memulihkan kembali perekonomian negara dan diharapkan indonesia kelak akan
menjadi negara yang maju dalam berbagai sektor terkhusus sektor ekonomi.
Penulis: Muhammad Aditya Ghian
Editor: Rizky Maharani Hidayat Yamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar