Posisi perempuan di zaman sekarang sedang berada di posisi serba salah karena Perempuan memiliki begitu banyak peran yang harus ditanggung. Perempuan harus bisa menjadi Ibu yang tugasnya mengandung, menyusui, mengasuh, serta mendidik anak-anaknya. Perempuan juga harus bisa menjadi Istri yang selalu ada setiap Suami membutuhkannya. Istri merupakan pendorong atau pemberi motivasi kepada suami terhadap pekerjaannya (Musjtari & Nurul, 2016) Namun, tidak menutup kemungkinan jika perempuan juga harus menjadi tulang punggung keluarga karena kondisi ekonomi keluarga. Jadi, di masa kini tugas perempuan semakin kompleks karena harus mengurus rumah, suami, serta melakukan pekerjaan sektor publik (Tuwu, 2018).
Penambahan peran sebagai pencari nafkah bagi perempuan menjadi beban ganda bagi perempuan karena mereka diminta untuk memberikan komitmen yang tinggi pada pekerjaan mereka entah itu pekerjaan domestic di rumah atau pekerjaan sektor public di luar rumah (Fataron, 2017). Di sisi kehidupan keluarga, padatnya tuntutan kerja dapat mempengaruhi kualitas keluarga. Di sisi lain, jika mutu keluarga di prioritaskan maka tuntutan kerja akan terbengkalai dan pekerjaan sektor public menjadi tidak kondusif. Karena ketidakseimbangan ini, beberapa lapangan kerja bahkan masyarakat menolak mempekerjakan wanita karena dinilai lemah dan hanya bisa bekerja pekerjaan domestik (Tuwu, 2018).
Entrepreneur adalah konsep bisnis yang melihat peluang akan suatu hal lalu membuka bisnis atau organisasi baru yang akan mengolah peluang tersebut untuk menjadi keuntungan (Widodo, 2012). Konsep wirausaha ini sudah diterapkan sejak abad 17 dan sejak saat itu, maknanya berubah seiring waktu hingga ke masa sekarang. Banyak yang mengartikan Entrepreneur dengan “memulai bisnis sendiri”. Dengan memulai bisnis sendiri tentu banyak resiko yang harus ditanggung saat mengambil peluang bisnis untuk memulai Entrepreneurship. Karena dengan memulai wirausaha, kita harus memasarkan produk inovasi dan mengembangkan barang yang akan diminati pasar (Musyadar & Gumilar, 2019).
Wanita saat ini turut ikut berperan untuk memajukan perekonomian rumah tangga serta negara, bukan hanya menjadi penonton dan penikmat dunia bisnis. Wanita dengan beban ekstra sebagai ibu, istri, serta sumber nafkah dapat menjadi penggerak perekonomian rumah tangga dengan cara menjadi wanita pengusaha atau womanpreneur (Iswanto, 2017) Menjadi wanita pengusaha merupakan solusi kegalauan wanita yang ingin mengurus keluarga sekaligus memajukan ekonomi keluarga. Berikut merupakan keuntungan menjadi Entrepreneur bagi wanita:
Keuntungan usaha menjadi milik sendiri
Karena menjadi leader dalam bisnis atau organisasi yang dibentuk, pasti membuat keuntungan kembali kepada diri sendiri, diatur, dan diolah sendiri. Sehingga kita bisa menyesuaikan pemasukan serta pengeluaran sesuai kebutuhan rumah tangga dan organisasi bisnis yang dimiliki. Keuntungan juga bisa didapat berlipat ganda dari keuntungan perusahaan serta gaji direktur perusahaan.
Tidak diperintah orang lain
Membentuk dan memiliki suatu system Entrepreneurship tidak memungkingkan orang lain untuk memerintah. Sebaliknya pemilik usaha yang akan memerintah dan mengontrol karyawannya untuk mengerjakan pekerjaan perusahaan. Ini membuat wanita yang membuka bisnis wirausaha tidak perlu bergantung pada orang lain melainkan mengatur sendiri organisasi yang ia bentuk.
Berhak mengambil keputusan
Semua keputusan yang dibuat berdasarkan kemauan pemilik usaha tersebut. Jadi, sangat memudahkan bagi pemilik usaha jika hendak mengadakan perubahan sistem ataupun perubahan bisnis. Dalam kata lain tidak perlu terpaku dalam satu hal saja dan bisa mengikuti perkembangan zaman.
Dapat mengontrol tanpa harus turun tangan secara langsung
Posisi pemimpin perusahaan sangat fleksibel karena tidak perlu turun tangan secara langsung. Direktur hanya bertugas untuk mengatur jalannya perusahaan dan merekrut atau memberikan pekerjaan ke orang lain sehingga ia masih bisa penuh dalam rumah tangga.
Berguna untuk membuka lapangan kerja untuk sosial
Wirausahawan bisa membantu membuka lahan pekerjaan dengan merekrut karyawan. Kita tahu bahwa Indonesia memiliki lapangan pekerjaan yang sangat sempit. Dengan menjadi Womanpreneur, wanita Indonesia bisa membantu lingkungan sekitarnya dengan membuka lapangan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Dibalik keuntungan yang banyak pada system kewirausahaan, tentu ada juga kelemahan dibalik itu diantaranya; waktu mengontrol perusahaan yang panjang dan tidak menentu, pendapatan yang tidak stabil, risiko yang besar saat mengambil setiap keputusan, serta masalah-masalah keuangan yang bisa saja menimpa perusahaan. Oleh Karena itu, dibutuhkan ketelitian, keuletan, serta kesabaran dalam memulai Entrepreneurship.
Berdasarkan argumen-argumen diatas, dapat disimpulkan bahwa memilih untuk menjadi wanita Entrepreneur tidak harus diragukan lagi karena pekerjaan ini memiliki begitu banyak keuntungan bagi kaum wanita karena mereka tetap dapat berperan penuh menjadi sosok ibu serta istri dalam rumah tangga. Bahkan menjadi salah satu sumber nafkah bagi keluarga. Keuntungan lain dari bisnis wirausaha diantaranya; keuntungan milik sendiri dan dapat berlipat ganda, tidak bergantung pada orang lain, dapat membuat keputusan sendiri, tidak perlu turun ke lapangan untuk kerja, dan dapat berguna bagi lingkungan masyarakat. Jadi, tidak ada lagi kata ragu untuk membuka Entrepreneurship untuk semua kalangan wanita. Bahkan yang telah berkeluarga sekalipun.
Dengan ini, bisnis Entrepreneur diharap bisa lebih dikaji dan dikembangkan oleh seluruh wanita agar perkembangan perekonomian rumah tangga maupun negara makin naik dan semoga angka kemiskinan serta kurangnya lowongan pekerjaan bisa berkurang karena terperdayanya bisnis Entrepreneur di semua kalangan wanita.
Daftar pustaka
(Fataron, 2017)
(Iswanto, 2017)
(Musjtari & Nurul, 2016)
(Musyadar & Gumilar, 2019)
(Statistik, 2021)
(Tuwu, 2018)
(Widodo, 2012)
Penulis: Ilya Aisyah Hawariy
Editor: Waode Alifya Fatimah Azzahroh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar