Pemerintah terus melakukan pengembangan di bidang pendidikan, salah satu inovasi terbaru yang dibuat adalah dengan diluncurkannya program Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Kurikulum merdeka diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim pada 11 Februari 2022. Diluncurkannya Kurikulum Merdeka karena dianggap jauh lebih ringkas, sederhana dan lebih fleksibel untuk bisa mendukung learning loss recovery akibat pandemi Covid-19.
Alasan diluncurkannya Kurikulum Merdeka yaitu
untuk mengganti Kurikulum 2013 sebagai perbaikan dari kurikulum sebelumnya
serta upaya untuk menjawab tantangan jaman dimana Indonesia harus segera
berbenah agar kompetensi peserta didik bisa meningkat dengan baik sesuai yang
diharapkan. Selain itu alasan diluncurkannya Kurikulum Merdeka yaitu karena adanya
study mendalam yang telah menyimpulkan
bahwa Indonesia sedang mengalami krisis pembelajaran yang cukup parah dan
berlangsung lama, siswa tidak mampu memahami bacaan sederhana dan operasi matematikan dasar, tentu
hal ini sangat memprihatinkan dan perlu adanya gerakan baru untuk memperbaikinya.
Selain itu juga karena adanya temuan memprihatinkan tentang kesenjangan
terhadap kualitas pendidikan di beberapa wilayah di Indonesia yang cukup
signifikan, tentu hal ini adalah sebuah hal yang harus segera diatasi.
Terakhir, pandemi yang disebabkan oleh merebaknya virus corona yang sudah pasti
berdampak bagi dunia pendidikan di tanah air. Solusi pemakian e-learning, termasuk juga penggunaan
konsep model pembelajaran hybrid learning
dan blended learning masih belum bisa
mengatasi problematika pendidikan seluruhnya secara bersama-sama.
Seperti yang kita ketahui, seluruh negara
di dunia termasuk Indonesia dua tahun belakangan ini telah terjangkit sebuah
wabah yaitu Covid-19, kasus positif Covid-19 di Indonesia pertama kali
dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari
seorang warga negara Jepang. Covid-19 adalah virus baru yang berasal dari satu
keluarga yang sama dengan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) dan beberapa jenis flu biasa. Virus ini
menyebar dari satu orang ke orang yang lainnya melalui percikan dari saluran
pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin, jarak jangkauan percikan
biasanya hingga 1 meter. Karena adanya virus ini pemerintah memberi kebijakan
untuk masyarakat tetap tinggal di rumah agar dapat memperlambat penyebarannya,
kebijakan ini juga menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk siswa
seluruh Indonesia. Hal ini yang menyebabkan terjadinya learning loss dikarenakan infrastruktur dan fasilitas yang kurang
memadai, motivasi belajar siswa juga menurut dikarenakan terlalu lama mengikuti
(PJJ), dan kurangnya pengetahuan guru dalam menerapkan model pembelajaran
terkini untuk menghadapi (PJJ).
Oleh karena itu dengan adanya penerapan
Kurikulum Merdeka dapat mendukung learning
loss recovery pasca pandemi dikarenakan Kurikulum Merdeka mempunyai
beberapa keunggulan. Pertama, pembelajarannya lebih sederhana dan mendalam
karena kurikulum ini akan fokus pada materi yang esensial dan pengembangan
kompetensi peserta didik pada fasenya. Kemudian, tenaga pendidik dan peserta
didik akan lebih merdeka karena bagi peserta didik, tidak ada program peminatan
di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan
aspirasinya. Sedangkan bagi guru, mereka akan mengajar sesuai tahapan capaian
dan perkembangan peserta didik. Lalu sekolah memiliki wewenang untuk
mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik. Keunggulan
lain dari penerapan Kurikulum Merdeka ini adalah lebih relevan dan interaktif
di mana pembelajaran melalui kegiatan projek akan memberikan kesempatan lebih
luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual,
misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan
karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar