Kesehatan
mental memiliki arti penting dalam kehidupan seseorang, dengan mental yang
sehat maka seseorang dapat melakukan aktifitas sebagai makhluk hidup. Dengan
kondisi mental yang sehat akan membantu perkembangan seseorang ke arah yang
lebih baik dimasa yang akan mendatang. Kesehatan mental adalah suatu keadaan
dimana mental atau psikologis yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk
melakukan penyesuaian atau memecahkan masalah yang ada dalam diri sendiri
(internal) maupun di lingkungan (eksternal). Kesehatan mental mengacu pada
pemikiran, perasaan, dan tindakan yang efisien serta efektif untuk mengatasi
tantangan dan tekanan hidup. Kesehatan mental merupakan bagian yang sangat
penting bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang secara menyeluruh.
Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah keadaan sejahtera dimana
setiap individu dapat mewujudkan potensi mereka sendiri. Artinya, mereka dapat
mengatasi tekanan kehidupan yang normal, dapat berfungsi secara produktif dan
bermanfaat, dan mampu memberikan kontribusi terhadap komunitas mereka.
Sedangkan masalah kesehatan mental dapat diartikan sebagai ketidakmampuan
seseorang menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan kondisi lingkungan yang
mengakibatkan ketidakmampuan tertentu.
Kesehatan
mental dan kesehatan fisik secara inheren saling terkait. Kita tidak bisa hanya
memiliki satu tanpa yang lain karena keduanya saling berkaitan. Kesehatan
mental adalah sesuatu yang sering diabaikan bila dibandingkan dengan kesehatan
fisik. Kesehatan fisik lebih difokuskan daripada kesehatan mental karena
kesehatan fisik lebih mudah untuk diidentifikasi. Kesehatan mental pada remaja
perlu menjadi perhatian para orang tua. Sebab, seseorang yang mengalami
gangguan mental bisa menjadi salah satu faktor yang dapat memicu berbagai
masalah yang tidak diinginkan. Namun, banyaknya masalah mental yang diabaikan
dan tidak terdeteksi ini yang nanti pada akhirnya akan membawa dampak yang
buruk bagi remaja terutama mereka yang memang sudah mengalami masalah kesehatan
mental sejak lama. Banyaknya juga orang tua masih tidak menyadari jika anaknya
sedang mengalami masalah terkait kesehatan mental.
Indonesia
National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), survei kesehatan
mental nasional pertama yang mengukur angka kejadian gangguan mental pada
remaja 10-17 tahun di Indonesia, menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja
Indonesia memiliki masalah kesehatan mental sementara dari dua puluh remaja
Indonesia memiliki gangguan mental pada 12 bulan terakhir. Angka ini setara
dengan15,5 juta dan 2,45 juta remaja. Remaja dalam kelompok ini adalah remaja
yang terdiagnosis dengan gangguan mental sesuai dengan panduan Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5) yang
menjadi panduan penegakan diagnosis gangguan mental di Indonesia. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa gangguan mentak yang paling banyak
diderita oleh remaja adalah gangguan cemas (gabungan antara fobia sosial dan
gangguan cemas menyeluruh) sebesar 3,7%, diikuti oleh gangguan depresi mayor
(1,0%), gangguan perilaku (0,9%), serta gangguan stress pasca-trauma (PTSD) dan
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) masing-masing sebesar
0,5%.
Masa remaja
dapat menjadi fase yang paling berisiko untuk mengalami masalah mental. Sebab,
remaja harus mengalami berbagai macam perubahan serta tantangan dalam waktu
yang relatif singkat. Hal ini juga dapat terjadi saat otak remaja masih terus
berkembang. Maka dari itu, anak-anak membutuhkan kesehatan mental yang baik
agar dapat bertumbuh san berkembang dengan optimal.
Masalah
kesehatan mental yang dialami remaja cukup tinggi. Data survei yang dilakukan National
Adoles Health Information Center (NAHIC) menunjukkan bahwa remaja dan
dewasa muda pada usia 10-24 tahun baik pria maupun wanita pernah melakukan
rawat jalan gangguan kesehatan mental, sebesar 1,9 juta pria melakukan rawat
jalan kesehatan mental sedangkan wanita sebesar 1,6 juta jiwa. Survei riset
kesehatan dasar menunjukkan bahwa 11,6% penduduk Indonesia dengan usia diatas
15 tahun mengalami gangguan kesehatan mental dan emosional, sekitar 19 juta
anak mengalami kesehatan mental dan sosial. Data survei yang dilakukan oleh World
Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa 20% remaja mengalami masalah
kesehatan mental khususnya kecemasan dan depresi.
Masa remaja
merupakan periode permulaan (onset) untuk adanya berbagai perilaku dan kondisi
yang mempengaruhi kesehatan dan juga dapat menyebabkan gangguan pada masa
dewasa. Adanya masa pubertas merupakan salah satu tantangan yang berat bagi
remaja. Kadar hormon selama masa pubertas dapat mempengaruhi respons stress
dalam tubuh dan otak. Faktor lain yang juga penting adalah pengaruh dari teman
sebaya atau teman seumuran yang dapat membuat anak perlu mengembangkan
kemampuan terkait penyesuaian diri dan regulasi diri. Mental illness seperti
gangguan kepribadian serta emosi dimulai di masa ini. Perilaku-perilaku tidak
sehat, seperti merokok, minum-minuman keras, dan penggunaan obat-obatan
terlarang itu sering terjadi pada masa remaja dan berhubungan erat dengan
peningkatan masalah hingga kematian yang merupakan tantangan utama dalam
kesehatan mental.
Kesehatan
mental pelajar mengalami gangguan yang disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya
yaitu stress karena pelajar berusaha untuk menyesuaikan diri, mempertahankan
nilai yang baik, merencanakan sesuatu untuk masa depan, dan kecemasan yang
berlebihan. Pelajar juga menghadapi banyak beban akademik, seperti harus
memahami materi dengan baik, aktif saat pembelajaran, aktif menjawab pertanyaan
saat pembelajaran, persaingan dengan teman kelas, dan memenuhi harapan guru
serta orang tua. Masalah kesehatan mental juga telah mempengaruhi anak-anak dan
remaja termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan perilaku yang merupakan
respons langsung terhadap apa saja yang terjadi dalam hidup mereka. Perawatan
akan kesehatan mental untuk remaja merupakan hal yang sangat penting, namun
masih sering diabaikan oleh masyarakat.
Tindakan
yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan mental pada remaja dapat dilakukan
dengan cara tetap akif secara fisik, memelihara pikiran yang positif, menjaga
hubungan baik dengan orang lain, beristirahat dan tidur dengan cukup, serta
mendekatkan diri kepada tuhan.
Jika
dirasa sudah mengalami gangguan mental maka disarankan untuk pergi ke tenaga
professional agar mendapatkan bantuan, coba bicarakan dan berkomunikasi dengan
orang tua atau orang dewasa, jaga kesehatan fisik, dorong diri untuk
bersosialisasi dan jangan mengurung diri.
Partisipasi dari orang terdekat seperti orang tua, saudara, guru, dan teman-teman juga sangat dibutuhkan untuk menjaga mental seseorang, apabila melihat atau mengetahui ada seseorang yang mengalami gangguan mental, segera dibantu, dirangkul, dan difasilitasi untuk berkonsultasi dengan tenaga professional, atau sekedar menjadi teman cerita.
Penulis: Nazwa Auralia Pakaya
Editor: Chalissa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar