Di zaman sekarang tidak sedikit orang yang menderita
penyakit paru-paru di usia muda karena kebiasaan merokok dan merupakan hal yang
cukup lumrah. Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung
/ dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan
panjang 8-10 cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar
ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Sekarang ini
rokok dianggap sebagai kebutuhan seolah-olah mereka tidak bisa hidup tanpa
rokok. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan lebih dari 40 persen perokok di dunia
meninggal karena penyakit paru-paru, seperti kanker, penyakit pernapasan
kronis, dan TBC. WHO mengatakan bahwa
setiap tahun, penggunaan tembakau membunuh setidaknya delapan juta orang. Badan
PBB itu melaporkan 3,3 juta pengguna akan meninggal karena penyakit yang
terkait paru-paru. Jumlah ini termasuk orang yang terpapar asap rokok orang
lain, di antaranya lebih dari 60.000 anak di bawah usia lima tahun yang meninggal
akibat infeksi saluran bawah pernapasan karena merokok pasif. WHO mengatakan bahwa ada sekitar
225.700 orang di Indonesia yang meninggal akibat merokok, atau penyakit lain
yang berkaitan dengan tembakau.
Dalam rilisnya, WHO menyebutkan data terbaru yang
dikeluarkan oleh Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun
2019 yang dirilis pada hari ini. Dalam data tersebut, menunjukkan bahwa
40,6% pelajar di Indonesia (usia 13-15 tahun), 2 dari 3 anak laki-laki, dan
hampir 1 dari 5 anak perempuan sudah pernah menggunakan produk
tembakau: 19,2% pelajar saat ini merokok dan di antara jumlah tersebut,
60,6% bahkan tidak dicegah ketika membeli rokok karena usia mereka, dan dua
pertiga dari mereka dapat membeli rokok secara eceran.
Rokok berbahaya bagi kesehatan
karena rokok mengandung bahan yang bisa membahayakan kesehatan, berikut
kandungan berbahaya pada rokok :
- Karbon monoksida
Salah satu kandungan rokok adalah gas beracun karbon monoksida yang
tidak memiliki rasa dan bau. Jika menghirup gas karbon monoksida terlalu
banyak, sel-sel darah merah akan lebih banyak berikatan dengan karbon monoksida
dibandingkan oksigen.
Akibatnya, fungsi otot dan jantung akan menurun. Hal ini akan
menyebabkan kelelahan, lemas, dan pusing. Dalam skala besar, orang yang
menghirup gas ini bisa mengalami koma atau bahkan meninggal.
- Nikotin
Kandungan rokok yang paling sering disinggung adalah nikotin yang
memiliki efek candu. Nikotin berfungsi sebagai perantara dalam sistem saraf
otak yang menyebabkan berbagai reaksi, termasuk efek menyenangkan dan
menenangkan.
Nikotin yang dihisap perokok akan terserap masuk ke aliran darah,
kemudian merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak hormon adrenalin,
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut jantung, dan pernapasan.
Meski bersifat adiktif, nikotin bukanlah penyebab utama penyakit
akibat kebiasaan merokok. risiko penyakit akibat kebiasaan merokok bukan
disebabkan oleh nikotin, melainkan zat berbahaya pada asap rokok akibat
pembakaran.
Namun, nikotin tidak untuk dikonsumsi orang yang berusia di bawah
18 tahun maupun ibu hamil. Paparan nikotin pada anak-anak diketahui dapat
mengganggu perkembangan otak serta meningkatkan risiko munculnya perilaku impulsif dan gangguan mood.
- Tar
Tar yang terhirup oleh perokok
akan mengendap di paru-paru. Timbunan tar ini berisiko tinggi menyebabkan
penyakit pada paru-paru, seperti kanker paru-paru dan emfisema.
Tidak hanya itu, tar akan masuk ke
peredaran darah dan meningkatkan risiko terjadinya diabetes, penyakit jantung,
hingga gangguan kesuburan.
Tar dapat terlihat melalui noda
kuning atau cokelat yang tertinggal di gigi dan jari. Karena tar masuk secara
langsung ke mulut, zat berbahaya ini juga dapat mengakibatkan masalah gusi
dan kanker mulut.
- Hydrogen Sianida
Hidrogen sianida juga digunakan
dalam industri tekstil, plastik, kertas, dan sering dipakai sebagai bahan
pembuat asap pembasmi hama.
Senyawa ini bisa mencegah tubuh
menggunakan oksigen dengan baik dan dapat membahayakan otak, jantung, pembuluh
darah, dan paru-paru. Efek dari senyawa ini dapat menyebabkan kelelahan, sakit
kepala, dan mual, hingga kehilangan kesadaran.
- Benzena
Benzena merupakan residu dari
pembakaran rokok. Paparan benzena dalam jangka panjang dapat menurunkan jumlah
sel darah merah dan merusak sumsum tulang, sehingga meningkatkan risiko
terjadinya anemia dan perdarahan.
Selain itu, benzena juga merusak sel darah putih sehingga menurunkan daya tahan tubuh serta meningkatkan risiko terkena leukimia.
- Formaldehida
Formaldehida merupakan residu dari
pembakaran rokok. Dalam jangka pendek, formaldehida mengakibatkan iritasi pada
mata, hidung, dan tenggorokan. Dalam jangka panjang, formaldehida dapat
meningkatkan risiko kanker nasofaring.
- Arsenic
Arsenik merupakan golongan pertama
karsinogen. Paparan terhadap arsenik tingkat tinggi dapat meningkatkan risiko
terjadinya kanker kulit, kanker paru-paru, kanker saluran kemih, kanker ginjal,
dan kanker hati.
Arsenik terdapat dalam rokok melalui pestisida yang digunakan dalam pertanian
tembakau.
- Kadmium
Kadmium yang terdapat dalam asap rokok akan terserap masuk ke
paru-paru. Kadar kadmium yang tinggi dalam tubuh dapat menimbulkan muntah,
diare, penyakit ginjal, tulang rapuh, dan meningkatkan risiko terkena kanker
paru-paru.
- Ammonia
Amonia merupakan gas beracun, tidak berwarna, namun berbau tajam.
Pada industri rokok, amonia digunakan untuk meningkatkan dampak candu nikotin.
Menghirup dan terpapar amonia dalam jangka pendek dapat
mengakibatkan napas pendek, sesak napas, iritasi mata, dan sakit tenggorokan.
Sedangkan dampak jangka panjangnya bisa menyebabkan pneumonia dan kanker
tenggorokan.
Saat
ini banyak sekali orang yang kecanduan rokok, di Indonesia sendiri banyak sekali
orang yang kecanduan merokok bukan hanya dari kalangan orang dewasa bahkan
pelajar SMA sampai SMP pun ikut terkena imbasnya, padahal jika kita kecanduan
rokok sejak usia remaja akan sangat sulit menghilangkan kebiasaan tersebut apa
lagi saat dalam masa purberitas (peralihan masa anak-anak ke dewasa) di mana
remaja yang masih labil malah kecanduan sesuatu yang membahayakan kesehatannya.
Di dalam rokok ada satu zat yang membuat pengguna rokok jadi
kecanduan dan menyebabkan ketidak mampuan untuk berhenti merokok. Nikotin
inilah zat yang rentan membuat orang ketagihan. Sekarang ini
banyak pelajar yang juga ketagihan terhadap rokok yang di sebabkan dari beberapa faktor seperti pergaulan di
lingkungannya, kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya dan kesadaran
pelajar itu sendiri tentang bahaya rokok.
Hendaknya kita sebagai pelajar sudah seharusnya menyadari tentang bahayanya rokok, banyak hal lain yang bisa membuat mood kita jadi baik selain merokok seperti melakukan kegiatan yang membuat kita senang selama itu tidak memberikan dampak negative bagi kita dan orang lain, apalagi di kemasan rokok jelas-jelas tertulis “merokok membunuhmu” maka sudah seharusnya kita menghindari yang namanya rokok.
Penulis: Fahrul Rijal Sufri
Editor: Chalissa
Note: Sorry Fahrul, title nya gk bisa diedit beda font kyk tulisanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar