Jumat, 02 Desember 2022

Merokok Membunuhmu

    Di zaman sekarang tidak sedikit orang yang menderita penyakit paru-paru di usia muda karena kebiasaan merokok dan merupakan hal yang cukup lumrah. Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Sekarang ini rokok dianggap sebagai kebutuhan seolah-olah mereka tidak bisa hidup tanpa rokok. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan lebih dari 40 persen perokok di dunia meninggal karena penyakit paru-paru, seperti kanker, penyakit pernapasan kronis, dan TBC. WHO mengatakan bahwa setiap tahun, penggunaan tembakau membunuh setidaknya delapan juta orang. Badan PBB itu melaporkan 3,3 juta pengguna akan meninggal karena penyakit yang terkait paru-paru. Jumlah ini termasuk orang yang terpapar asap rokok orang lain, di antaranya lebih dari 60.000 anak di bawah usia lima tahun yang meninggal akibat infeksi saluran bawah pernapasan karena merokok pasif.  WHO mengatakan bahwa ada sekitar 225.700 orang di Indonesia yang meninggal akibat merokok, atau penyakit lain yang berkaitan dengan tembakau.

    Dalam rilisnya, WHO menyebutkan data terbaru yang dikeluarkan oleh Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2019 yang dirilis pada hari ini. Dalam data tersebut, menunjukkan bahwa 40,6% pelajar di Indonesia (usia 13-15 tahun), 2 dari 3 anak laki-laki, dan hampir 1 dari 5 anak perempuan sudah pernah menggunakan produk tembakau: 19,2% pelajar saat ini merokok dan di antara jumlah tersebut, 60,6% bahkan tidak dicegah ketika membeli rokok karena usia mereka, dan dua pertiga dari mereka dapat membeli rokok secara eceran.

    Rokok berbahaya bagi kesehatan karena rokok mengandung bahan yang bisa membahayakan kesehatan, berikut kandungan berbahaya pada rokok :

  • Karbon monoksida

Salah satu kandungan rokok adalah gas beracun karbon monoksida yang tidak memiliki rasa dan bau. Jika menghirup gas karbon monoksida terlalu banyak, sel-sel darah merah akan lebih banyak berikatan dengan karbon monoksida dibandingkan oksigen.

Akibatnya, fungsi otot dan jantung akan menurun. Hal ini akan menyebabkan kelelahan, lemas, dan pusing. Dalam skala besar, orang yang menghirup gas ini bisa mengalami koma atau bahkan meninggal.

  • Nikotin

Kandungan rokok yang paling sering disinggung adalah nikotin yang memiliki efek candu. Nikotin berfungsi sebagai perantara dalam sistem saraf otak yang menyebabkan berbagai reaksi, termasuk efek menyenangkan dan menenangkan.

Nikotin yang dihisap perokok akan terserap masuk ke aliran darah, kemudian merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak hormon adrenalin, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut jantung, dan pernapasan.

Meski bersifat adiktif, nikotin bukanlah penyebab utama penyakit akibat kebiasaan merokok. risiko penyakit akibat kebiasaan merokok bukan disebabkan oleh nikotin, melainkan zat berbahaya pada asap rokok akibat pembakaran.

Namun, nikotin tidak untuk dikonsumsi orang yang berusia di bawah 18 tahun maupun ibu hamil. Paparan nikotin pada anak-anak diketahui dapat mengganggu perkembangan otak serta meningkatkan risiko munculnya perilaku impulsif dan gangguan mood.

  • Tar

Tar yang terhirup oleh perokok akan mengendap di paru-paru. Timbunan tar ini berisiko tinggi menyebabkan penyakit pada paru-paru, seperti kanker paru-paru dan emfisema.

Tidak hanya itu, tar akan masuk ke peredaran darah dan meningkatkan risiko terjadinya diabetes, penyakit jantung, hingga gangguan kesuburan.

Tar dapat terlihat melalui noda kuning atau cokelat yang tertinggal di gigi dan jari. Karena tar masuk secara langsung ke mulut, zat berbahaya ini juga dapat mengakibatkan masalah gusi dan kanker mulut.

  • Hydrogen Sianida

Hidrogen sianida juga digunakan dalam industri tekstil, plastik, kertas, dan sering dipakai sebagai bahan pembuat asap pembasmi hama.

Senyawa ini bisa mencegah tubuh menggunakan oksigen dengan baik dan dapat membahayakan otak, jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Efek dari senyawa ini dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala, dan mual, hingga kehilangan kesadaran.

  • Benzena

Benzena merupakan residu dari pembakaran rokok. Paparan benzena dalam jangka panjang dapat menurunkan jumlah sel darah merah dan merusak sumsum tulang, sehingga meningkatkan risiko terjadinya anemia dan perdarahan.

Selain itu, benzena juga merusak sel darah putih sehingga menurunkan daya tahan tubuh serta meningkatkan risiko terkena leukimia.

  • Formaldehida

Formaldehida merupakan residu dari pembakaran rokok. Dalam jangka pendek, formaldehida mengakibatkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. Dalam jangka panjang, formaldehida dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring.

  • Arsenic

Arsenik merupakan golongan pertama karsinogen. Paparan terhadap arsenik tingkat tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit, kanker paru-paru, kanker saluran kemih, kanker ginjal, dan kanker hati. Arsenik terdapat dalam rokok melalui pestisida yang digunakan dalam pertanian tembakau.

  • Kadmium

Kadmium yang terdapat dalam asap rokok akan terserap masuk ke paru-paru. Kadar kadmium yang tinggi dalam tubuh dapat menimbulkan muntah, diare, penyakit ginjal, tulang rapuh, dan meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.

  • Ammonia

Amonia merupakan gas beracun, tidak berwarna, namun berbau tajam. Pada industri rokok, amonia digunakan untuk meningkatkan dampak candu nikotin.

Menghirup dan terpapar amonia dalam jangka pendek dapat mengakibatkan napas pendek, sesak napas, iritasi mata, dan sakit tenggorokan. Sedangkan dampak jangka panjangnya bisa menyebabkan pneumonia dan kanker tenggorokan.

 

            Saat ini banyak sekali orang yang kecanduan rokok, di Indonesia sendiri banyak sekali orang yang kecanduan merokok bukan hanya dari kalangan orang dewasa bahkan pelajar SMA sampai SMP pun ikut terkena imbasnya, padahal jika kita kecanduan rokok sejak usia remaja akan sangat sulit menghilangkan kebiasaan tersebut apa lagi saat dalam masa purberitas (peralihan masa anak-anak ke dewasa) di mana remaja yang masih labil malah kecanduan sesuatu yang membahayakan kesehatannya.

            Di dalam rokok ada satu zat yang membuat pengguna rokok jadi kecanduan dan menyebabkan ketidak mampuan untuk berhenti merokok. Nikotin inilah zat yang rentan membuat orang ketagihan. Sekarang ini banyak pelajar yang juga ketagihan terhadap rokok yang di sebabkan  dari beberapa faktor seperti pergaulan di lingkungannya, kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya dan kesadaran pelajar itu sendiri tentang bahaya rokok.

           Hendaknya kita sebagai pelajar sudah seharusnya menyadari tentang bahayanya rokok, banyak hal lain yang bisa membuat mood kita jadi baik selain merokok seperti melakukan kegiatan yang membuat kita senang selama itu tidak memberikan dampak negative bagi kita dan orang lain, apalagi di kemasan rokok jelas-jelas tertulis “merokok membunuhmu” maka sudah seharusnya kita menghindari yang namanya rokok. 


Penulis: Fahrul Rijal Sufri

Editor: Chalissa 


Note: Sorry Fahrul, title nya gk bisa diedit beda font kyk tulisanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resensi Lagu Pluto Projector By Rex Orange County

  Artis: Rex Orange County Dirilis: 2019 Album: Pony Genre: Alternatif/Indie Rsensi Lagu: Lagu ‘Pluto Projector’ milik Rex Orange ...